✨28.berubah✨

401 20 2
                                    

Hari ini Rena terlihat begitu beda, dia yang biasa bangun siang dan berangkat telat sekarang pagi-pagi pukul enam sudah berada di sekolahnya sambil mengerjakan tugas.

Fadli yang berpapasan di depan kelas pun nampak heran mengapa tumben sekali Rena berangkat pagi.

Rena juga terlihat lesuh, apakah dia sedang ada masalah? Fadli cukup penasaran, dia maju memasuki kelas dan berdiri di depan Rena.

"Kenapa?" tanya Rena, namun bukannya menjawab Fadli malah menyentuh kening Rena.

"Adem kok." ujar Fadli

"Nggak jelas banget! Emang yang bilang gua sakit siapa anjing!?" sergah Rena mulai emosi.

"Ya siapa tau aja lu sakit jiwa soalnya aneh banget. Biasa telat sekarang pagi-pagi udah di kelas, kenapa lo?" tukas Fadli.

"Gue cuma lagi mencoba memantaskan diri untuk bersanding sama Varrel." ungkap Rena

"Rena Rena. Gue pikir lu ada niatan berubah buat lebih baik untuk diri lu sendiri, ternyata demi orang lain. Mana agar disukai lagi. Miris banget!" cibir Fadli

"Gue bosen Dli hampir tiap gue ribut sama dia selalu aja dibanding-bandingin sama Rissa. Gue tau gue sama dia jauh banget tapi ya seenggaknya ngertiinlah perasaan gue. Nggak ada cewe yang nggak kesel kalo cowonya muji cewe lain." lirih Rena entah kenapa dia sekarang ingin bercerita pada Fadli.

"Gini Ren, baik buruknya kita tergantung apa yang mereka liat. Kalo yang ngeliatnya yang suka sama kita tetap itu akan istimewa tapi kalo yang ngeliatnya nggak suka sama kita dia akan tetap ga suka sama kita walaupun lu berubah lebih baik sampai sejuta derajat pun. Jadi,  menjadi diri sendiri dan berniat untuk berubah  memperbaiki diri buat diri sendiri itu lebih baik Rena. Jangan berubah karena orang lain nanti jatohnya lo kek kepaksa dan nggak nyaman." saran Fadli panjang lebar.

"Nggak ada Dli. Nggak ada orang yang suka sama gua. Varrel aja mungkin matanya siwer sama telinganya tuli jadi dia mau nerima gue buat jadi cewenya," cicit Rena.

"Pasti ada Ren. Orang yang menyayangi lo, suka sama lo dengan tulus dia akan berusaha selalu ada buat lo. Tanpa alasan." terang Fadli

"Termasuk lo?" tanya Rena

"Yah bukan gua juga anjir! Udahlah gue mau jaga gerbang dulu udah mau jam tujuh, lu belajar yang bener disini pulang sekolah ada les." kilah Fadli lalu dia beranjak keluar dari kelas.

"Makasih ya, lo udah jadi orang baik yang selalu ada buat gue." ungkap Rena saat Fadli sudah membalikkan tubuhnya bersiap untuk keluar.

Deg!

Entah kenapa ucapan Rena kali ini terlihat berbeda, yang biasanya selalu ngegas mengapa kini terdengar lembut? Sialnya, mengapa serasa salting!.

Senyuman tipis terpancar di wajah Fadli, tanpa menatap wajah Rena karena salting Fadli hanya mengangguk lalu berjalan pergi begitu saja keluar kelas.

Apakah Fadli akan mulai jatuh cinta pada Rena? Jika iya, apakah suatu saat nanti menjadi pemenang hati Rena? Dan mampukah menyingkirkan Varrel di hati Rena? Namu, Fadli berusaha untuk menyingkirkan perasaan itu.

Tanpa sadar, di balik pintu Zea mengintip kedua insan itu. Dia merasa senang karena ada seseorang yang mampu menemani Rena di tengah kesibukan.

"Ekhem! Ciee-ciee kayaknya ada yang fall in love nii," seru Zea dengan nada menggoda.

"Apaan sih!? Gue cuma mau bilang makasih karena kemarin dia udah nolongin gue!" sungut Rena.

"Iya deh. Namanya juga perasaan kan enggak ada yang tau," sanggah Zea.

Posesive ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang