✨22.Nonton drama✨

168 16 0
                                    

Tepat saat bel istirahat berbunyi Rena berdiri di depan kelas sebelas IPA satu. Para siswa siswi sana sudah pasti menduga bahwa Rena pasti menunggu Varrel, padahal Rena berniat untuk menunggu Fadli.

"Ngapain nungguin gue?" tanya Varrel dingin

"Dih geer lo! Siapa juga yang mau nungguin lo orang gue nungguin Fadli" jawab Rena sambil celingak-celinguk mencari Fadli.

Varrel menarik tangan Rena lalu ia dorong ke tembok serta menguncinya hingga mengikis jarak antara keduanya, "Ngapain lo nungguin dia? Mau coba selingkuh dari gue?!" bentak Varrel dengan sangat marah.

"Gue cuma mau nepatin janji aja," jawab Rena jujur.

"Halah lo pasti bohong kan? Lo suka sama dia kan?!" sentak Varrel

"Serius Rel gue gak boong gue cuma mau nepatin janji aja karena gue berhasil nyelesain ulangan dan hasilnya bener semua." lirih Rena dengan kepala menunduk karena takut.

Varrel mengangkat dagu Rena lalu menatapnya dengan tajam, "Jangan coba-coba Lo hianatin gue Rena! Kalo sampai lo hianatin gue nanti gue gak akan peduli lagi sama lo dan gak akan—

Belum sempat Varrel menyelesaikan bicaranya Rena sudah memluk tubuh Varrel dahulu, dia menangis disana tanpa peduli ada banyak orang yang menatapnya.

Varrel mematung, dia hanya mendengar isakan tangis Rena. lalu detik berikutnya ia menarik tangan Rena agar bisa menjauh dari keramaian. Yah saat ini di depan kelas ramai dan mereka kemari hanya untuk menyaksikan pertengkaran antara Varrel dan Rena.

"Lo? Perusak hubungan orang!" desis Clarissa tepat di telinga Fadli.

"Seenggaknya gue gak munafik dan gue gak berniat! Gue cuma mau ajarin Rena yang bener." jawab Fadli

Clarissa memutar bola matanya malas lalu pergi meninggalkan kelas, begitupun Fadli dia hanya berjalan menuju kantin.

Di sisi lain Rena sedang berada di rooftop bersama Varrel. Keduanya saling diam, Rena menduduk takut dan Varrel malas mengaja bicara Rena.

Rena melirik sekilas ke arah Varrel dan dia disana sedang menatap langit dengan menyipitkan matanya.

"Varrel" panggil Rena takut.

"Lo gak ngertiin perasaan gue Ren," keluh Varrel.

"Rel tapi kan gue sama Fadli cuma temen toh lo juga ada Rissa kan jadi adil?" jawab Rena dan berhasil mendapat tatapan tajam oleh Varrel.

Varrel mendekat lalu memegang dagu Rena, "Jangan bandingkan gue sama Rissa karena gue cuma kasian sama dia!" bentak Varrel

Rena kembali menangis. Baginya Varrel saat ini begitu galak hingga dia sendiri pun takut untuk menatap wajahnya.

Melihat itu Varrel tak tega, dia memeluk tubuh Rena lalu mengelus kepalanya dengan lembut dan berkata, "Maaf gue ga bermaksud kasar sama lo. Gue cuma gak suka kalo lo deket sama Fadli" kata Varrel.

"Kalo lo ga suka gue deket sama Fadli harusnya lo jauhin Rissa, gue juga gak suka kalo lo deket sama Rissa Rel!" ujar Rena.

"Please jangan ngomong kayak gitu, gue gak bisa jauhin dia ataupun lo. Karena kalian berharga bagi gue" pinta Varrel

Rena melepaskan pelukan Varrel lalu mengusap air matanya dengan kasar, "Lo egois tau gak!" bentak Rena lalu berlari pergi keluar dari rooftop.

Di lain tempat sedari tadi Fadli sedang berada di kantin menunggu Rena, dia sangat yakin jika urusan Rena dengan Varrel sudah selesai pasti akan kemari mencarinya.

Tak butuh waktu lama ternyata benar Rena datang kemari dan begitu tahu Fadli berada disini dia langsung mendekati meja Fadli.

"Gue cari-cari ternyata lo disini," ucap Rena.

"Gimana lo sama Varrel? Udah beres? Gue gak mau yah jadi orang ketiga di antara hubungan kalian berdua" tanya Fadli.

Rena menghela nafasnya lalu duduk di samping Fadli, "Dia egois. Dia nyuruh gue jauhin lo tapi dia gak mau jauh dari Rissa" keluh Rena.

"Serius Varrel ngomong gitu? Kebangetan!" ujar Fadli

"Yaudahlah biarin gue juga gak mau ambil pusing dan be the way tau gak nilai ulangan fisika gue seratus? Jadi hari ini kita bisa nonton bareng dong" kata Rena.

"Oh iya? Kesambet apa lo? Tumben" tanya Fadli matanya berbinar saat ada perubahan nilai Rena.

"Gak tau gue juga heran mungkin karena lo ajarin gue," jawab Rena.

"Ohh baguslah kalo gitu" balas Fadli

"Kita jadi nonton kan?"

"Besok aja"

"Enggak. Sekarang aja!"

"Besok!"

"Sekarang!"

"Besok aja yah Rena gue males"

"Gamau!!"

Fadli menghela nafasnya lalu dengan sangat terpaksa dia mengangguk menurut, "Yaudah Lo mau nonton apa?" ucap Fadli mengalah.

"Yeyy!! Emm gue mau nonton drama Korea lo tau kan Lee min Ho? Dia suami gue!" seru Rena

"Dih halu! Udah virtual beda agama beda kasta masih aja berhalusinasi." cibir Fadli dan Rena merasa tertampar saat mendengar itu.

"Seenggaknya dia bikin gue bahagia, bikin gue selalu tertawa meskipun cuma virtual." kata Rena

"Serah lo deh percuma juga kalo udah bucin Korea" ujar Fadli

Rena tak peduli ia membuka ponselnya dan mengklik aplikasi yang untuk menonton drama Korea.

Kedua mata Rena dan Fadli saling menatap layar ponsel karena film drama Korea segera dimulai. Namun saat di pertengahan cerita Rena terus saja berceloteh bilang dia jahatlah, kasihan dia, baper, dan lainnya. Tetapi Fadli dia hanya diam mencoba memahami alurnya.

"Bisa diem gak? Gue lagi nyimak nih!" cetus Fadli

Rena pun langsung diam dan tak lagi berbicara hingga bel masuk telah berbunyi. Waktu menonton drama pun telah habis dan Fadli janji di waktu lain dia akan menonton drama lagi bersama Rena.

Keduanya serta seluruh murid memasuki kelas masing-masing karena jam pelajaran akan segera dimulai.

_Bersambung_

Posesive ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang