Part.1
BRUUUUGGHHKKK..
Jo Min gi melempar kasar jasnya ke atas kasur.
Beberapa pelayan masuk ke kamarnya untuk mengantarkan minuman.
"Tuan."
"Simpanlah pada tempatnya, dan tinggalkan aku sendiri!" ucap Min gi dengan nada dingin seperti biasanya. Para pelayan itu segera menuruti perintah tuannya. Dan mereka mulai keluar satu persatu dari kamar itu.
"Tunggu, apakah istriku sudah pulang?" hanay menoleh.
"Menurut jadwal, nona akan pulang besok." Pelayan itu menunduk dan segera keluar dari ruangan.
Jo Min gi termenung seorang diri, memandangi cermin lebar dan panjang yang berada di kamarnya. Ia merasa muak ketika harus melihat pantulan dirinya sendiri. Memilih berpaling dengan segera mengambil minuman yang sudah tersedia di atas meja. Menuangkannya ke dalam gelas kristal yang indah, meneguknya secara perlahan, lalu melemparkan bekasnya ke cermin itu hingga pecah berkeping-keping.
Merasa kesal dan muak atas segala yang terjadi di dalam hidupnya, segalanya serba diatur, bahkan dirinya sampai tidak mempunyai hak untuk memilih dengan siapa dirinya akan hidup berdampingan di dunia ini. Kadang, ia mengharapkan wanita dambaannya, wanita yang menjadi pujaan hatinya, walaupun masih belum pernah ia temukan sebelumnya.
Merasa sangat kesepian, pernikahannya tidak pernah menemukan kebahagiaan, pernah mungkin sesaat, ketika keduanya saling membutuhkan, hanya sekedar bercinta semata, melimpahkan hasrat sex, sebatas itu lalu pergi entah ke mana. Jarang menghabiskan waktu berdua, mengobrol, atau mungkin sekedar minum kopi di taman. Hubungan yang hambar dan jauh dari kata romantic.
Min gi merebahkan tubuhnya di atas kasur, tengkurap dan berusaha menutup matanya agar bisa tertidur dengan lelap.
💔💔💔
Pagi hari, ia duduk dengan santai di ruang makan. Para pelayan setianya menghidangkan berbagai makanan untuk sarapan. Ia hanya focus membaca surat kabar dan sesekali meneguk kopi hangat favoritnya.
"Nona akan pulang sore ini, apakah tuan akan menjemputnya?" Tanya bibi Choi.
Wanita paruh baya itu adalah kepala asisten rumah tangga di rumah megahnya. Nyonya Choi sudah menghabiskan separuh hidupnya dalam mengurus keluarja Jo. Bahkan ia juga yang merawat dan membesarkan Jo Min gi dari bayi.
"Aku sangat sibuk, seperti biasa, supir pribadinya yang akan menjemputnya! Aku permisi..." Min gi segera bangkit dan melangkah pergi meninggalkan meja makannya.
"Tuan, nona pasti merindukanmu, bagaimana jika dia bertanya tentangmu?"
Min gi menghentikan langkahnya. "Bibi, seperti biasa dengan jawaban yang sama, katakana padanya, bahwa aku sangat sibuk!" ia lalu berpaling dan melanjutkan langkahnya.
Bibi Choi hanya memandang ke arahnya pergi. Ia sadar betul bahwa bayi yang dulu diasuh olehnya, sekarang telah tumbuh menjadi pria dewasa yang sangat kesepian, bahkan pria kesepian itu harus rela hidup dengan wanita yang tidak ia cintai.
Sesampainya di kantor, Min gi harus dihadapkan oleh banyaknya pekerjaan yang membuatnya semakin terbebani. Strees, dan melelahkan bercampur jadi satu.
"Tuan, kudengar tuan Jo Tae Yong akan bergabung dengan kita di kantor ini, dia diutus langsung oleh tuan besar agar membantumu dalam mengurus perusahaan." Ucap manajer Hong pada Min gi.
"Apa? dia akan bergabung denganku? Lalu, di mana dia sekarang?" Min gi menoleh, mengerinyit masih berpangku tangan duduk nyaman di kursi kebanggaanya.
"Tuan Tae Yong sedang dalam perjalanan, dia datang dari Amerika, dan khusus untuk menemuimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (END)
Romance⚠REVISI⚠REPUBLISH⚠ ⚠Cerita akan dibukukan!⚠ Beberapa part menagndung 21+⚠ Yang rishi mending skip. Fake Love. Ada yang menunggu dan ada yang merindu. Ada yang pergi, bahkan ada yang setia menanti. Ketika hati dirundung pilu, gelisah dan tidak menen...