3 : Nadia

787 95 8
                                    

"Handuk Kay ada dimana?"

"Di lemari rak tengah. Ada di sebelah kanan."

Sahut wanita yang terduduk di lantai dan tampak sibuk melipat beberapa pakaian sembari menonton tayangan ulang drakor akhir pekan kesukaannya. Sementara Jeffry mengangguk mengerti dan berjalan memasuki kamar. Tak lama pria itu kembali membuka pintu dan melirik kearah sang istri.

"Pampersnya dimana?"

"Di lemari paling bawah."

"Bedaknya?"

"Di laci samping baby box. Ngumpul sama sampo yang baru aku beli kemaren."

"Je, apa gak perlu di bantu?"

Alin yang sedari tadi menyimak percakapan sepasang suami istri itu memutuskan untuk buka suara. Jemima hanya tersenyum dan menggeleng pelan.

"Gak apa mbak. Uda tugas dia tiap weekend ngemong Kayla."

"Tapi kasian bingung gitu nyariin."

"Ya dia aja gak mau kalo dibantu cariin. Entar malah ngomel-ngomel kalo aku bantuin. Segala ngatain gak bolehin dia ngurus anak lah. Banyak drama pokoknya."

Ucap Jemima santai seraya meraih remote tvnya kemudian mengubahnya ke chanel lain."

"Je, ini bajunya yang di gantung?"

Teriakan pria itu kembali terdengar yang membuat keduanya saling bertukar pandang dan terkekeh.

"Iyaa mas."

"Pake jepit rambut yang mana?"

"Terserah kamu yang penting match sama bajunya."

"Trus sandalnya yang mana?"

"Gak usah pake sandal juga gak apa. Kan cuma main sama Billy di dalem rumah. Lantainya uda aku pel kok."

Sahutnya singkat. Tak lama, Jeffry keluar dari kamar dengan menggendong putri kecil mereka.

"Ya ampun anak mama uda cantik. Sini sayang sini."

Seru Jemima yang kini merentangkan tangannya.

"Oh iya Je, untuk birthday party Kayla jadinya mau di rayain dimana?"

"Di rumah aja mbak."

Sahut Jeffry yang kini terduduk di sofa dan menyeka keringat yang membasahi keningnya. Sementara yang mendapat pertanyaan tampak sibuk menciumi pipi sang anak.

"Kok nggak diadain di luar aja? Sewa tempat dimana gitu."

"Gak leluasa kalo di tempat lain mbak. Enakan disini aja. Gak ada batasan waktunya jadi bisa lebih santai juga."

Ucap Jemima yang kini menurunkan Kayla dari gendongannya dan membiarkan gadis kecil itu berlari menhampiri Billy yang tengah sibuk dengan mainan barunya.

"Fixnya kapan?"

"Minggu depan sih. Cari hari libur biar pada bisa dateng. Ibu sama bapak bisa dateng kan mas?"

Jemima beralih menatap pria yang tengah terdiam di tempatnya. Entah apa yang ada di pikiran Jeffry. Satu hal yang Jemima yakini jika suaminya itu tak menyimak sedikitpun pembicaraan mereka. Menyadari jika dirinya kini tengah menjadi pusat perhatian, ia lantas menoleh menatap keduanya.

"Hm? Kenapa?"

"Ibu sama bapak dateng kan?"

"O-oh. Iya mereka bakal dateng kok."

"Kamu kenapa?"

Jeffry hanya tersenyum dan menggeleng pelan menanggapi pertanyaan sang istri. Mengusap lembut puncak kepala wanita itu kemudian bangkit.

"Aku mandi dulu ya."

Ujarnya kemudian melanjutkan langkahnya.

"Jeff kenapa?"

"Gak tau mbak. Uda berapa hari ini dia sering gak dengerin aku kalo lagi ngomong."

"Kalian tengkar?"

"Mana punya waktu kita buat tengkar mbak? Dia aja lebih sering di kantor. Sekalinya kumpul ya main bareng Kay."

"Kamu bikin salah mungkin. Uda coba diomongin?"

"Nanti deh aku tanyain."

Sahut wanita itu yang kini bangkit dengan beberapa lipatan pakaian di genggamannya.

-

"Iya pa. Nggak kok aku sama mas Jeff gak ada apa-apa. Tadi dia agak demam makanya gak banyak ngomong."

"....."

"Uda mendingan kok. Sekarang lagi tidur sama Kayla. ."

Jemima mengalihkan pandangan pada dua orang yang kini saling berpelukan. Senyum manis terlukis di wajah wanita itu seraya memutus sambungan begitu saja. Meletakkan ponselnya di atas nakas dan berjalan menuju ranjang kemudian duduk di tepi. Memandangi suami dan anaknya yang tertidur lelap dengan tatapan teduhnya.

Atensi wanita itu teralihkan pada ponsel milik Jeffry yang menyala. Ada sebuah pesan masuk dari grup chat kerja milik sang suami. Dengan hati-hati ia meraih benda persegi itu dan membuka notifikasi. Kembali tersenyum begitu membaca beberapa balasan pesan dari rekan kerja suaminya.

Setelah selesai membaca, Jemima meletakkan kembali ponsel tersebut sembari bangkit. Meraih handuk dari dalam lemari dan berjalan menuju kamar mandi. Tak mendengar ada satu pesan baru lagi yang masuk.

-

Jemari yang tampak sibuk memotong beberapa jenis buah-buahan itu tak membuat Jemima mengalihkan perhatian dari ayah dan anak yang seakan tak dapat terpisahkan. Gelak tawa yang terdengar menggema di seluruh ruangan sudah menjadi hal yang biasa bagi keluarga kecilnya di kala akhir pekan tiba.

Tak ingin melewatkan momen yang hanya bisa dirasakan dua hari dalam seminggu, baik Jeffry dan Jemima sepakat jika mereka lebih sering menghabiskannya di dalam rumah. Entah menonton tayangan kartun anak-anak bersama, atau sekedar menemani Kayla bermain di dalam kamar. Dan untuk minggu kali ini terasa lebih spesial karena akan mereka habiskan dengan lebih banyak orang yang hadir untuk merayakan ulang tahun putri kecil mereka yang kini genap berusia dua tahun.

"Je, uda jangan motong buah lagi. Ini uda banyak loh. Takutnya gak abis entar."

"Billy suka banget sama buah mas. Nanti juga kalo masih kesisa bisa di taroh lagi di kulkas."

"Ya tapi-"

"Ini uda mau selesai kok."

Sahutnya sementara Jeffry hanya dapat menghela nafas pelan.

Suara bel rumah yang di pencet berulang kali membuat dua orang itu saling bertukar pandang.

"Siapa?"

"Mas Sultan sama mbak Alin mungkin. Mereka emang bilang mau dateng lebih awal."

Ujar Jeffry yang lantas bangkit dengan membawa Kayla dalam gendongannya. Berjalan menuju pintu rumah sementara Jemima telah menyelesaikan pekerjaannya. Membawa beberapa piring berisi buah-buahan dan makanan ringan menuju meja makan.

Merasa tak mendengar suara siapapun, Jemima mengerutkan keningnya heran. Ia bergegas menuju ruang utama dan langkahnya terhenti kala mendapati tamu lain yang tak ia undang dalam acara.

"Aku hamil."

Dua kata yang wanita itu lontarkan sontak membuat langkah Jemima terhenti. Menyadari kehadiran sang istri, Jeffry menoleh dengan raut wajahnya yang tak dapat diartikan.

"Je.."

~~~

Sajak Tentang Memaafkan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang