6 : Kemauan Jemima

586 79 4
                                    

"Kasih aku waktu Nad."

Ujar Jeffry melalui sambungan telfonnya. Berbicara dengan seorang wanita di seberang sana yang telah siap menumpahkan tangisnya.

"Aku tau ini juga gak gampang buat kamu tapi please. Kasih aku waktu."

"....."

"Gak sesederhana itu buat ceritain semuanya sama Jemima. Dia pasti marah dan kecewa banget nantinya."

"....."

Jeffry menghela nafas kasar sembari memijit keningnya yang terasa nyeri.

"Tolong kasih aku kesempatan buat mikirin solusi untuk masalah ini. Aku janji gak bakal bikin kamu nunggu terlalu lama dan nanggung semuanya sendiri."

"....."

"Nad-"

Suara ketukan membuat pria itu menghentikan kalimatnya dan menoleh kearah pintu yang terbuka. Menampakkan sosok Jemima dengan senyuman khasnya.

"Aku hubungi kamu lagi nanti."

Ucapnya dan memutus sambungan secara sepihak. Tersenyum kikuk kala menyambut kedatangan istrinya.

"Aku bawa bekal buat kamu."

"Tumben. Dalam rangka apa?"

"Mau ke rumah ibu. Jadinya sekalian aku mampir buat bawain makan siang."

"Kayla kenapa gak ikut?"

"Lagi di rumah mas Sultan."

Sahut wanita yang masih sibuk mengeluarkan satu persatu kotak bekal yang dibawanya. Sementara Jeffry hanya membulatkan bibirnya. Tak lama pria itu tersenyum nakal dan berpindah posisi duduk di samping Jemima. Menatap istrinya itu dengan tatapan seduktif.

"Kenapa kamu mas?"

"Gimana kalo nanti.."

"Aku sekalian juga mau bilang itu sih."

"Hm?"

"Aku lagi masa subur. Jadi gimana kalo nanti?"

"Emang kamu tau aku mau bilang apa?"

"Ya tau lah. Muka kamu uda mesum gitu."

"Sembarangan! Suami sendiri dikatain mesum."

Jemima terkekeh mendengar protes dari sang suami. Menangkup kedua sisi wajah pria itu dan melayangkan kecupan singkat di bibirnya.

"Karena aku maunya nanti, jadi kamu gak boleh pulang telat. Aku gak suka nunggu."

"Mau kemana?"

Tanya Jeffry menahan pergelangan tangan Jemima begitu melihat wanita itu bangkit dari duduknya.

"Mau ke rumah ibu lah."

"Bentar banget. Masa cuma kesini buat anter makanan?"

"Ya emang tujuannya gitu kok."

"Gak bisa gitu duduk agak lamaan? Sampe jam makan siang deh. Nanti biar sekalian aku anter ke rumah ibu."

"Gak bisa mas. Kasian ibu gak ada yang bantuin buat acara arisan nanti sore."

"Yah Je.."

"Gak usah kayak anak ABG yang lagi LDRan deh. Orang tiap hari ketemu juga."

Ujar wanita itu seraya melepas genggaman tangan Jeffry dan mencubit pipinya gemas.

"Aku balik."

Tanpa menunggu jawaban, ia pun melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja sang suami.

Sajak Tentang Memaafkan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang