43 : Akhir Dari Segala Akhir

1.5K 133 20
                                    

Part terakhir. Banyak tidaknya komentar adalah penentu apa akan ada extra part atau nggak 😘
Happy reading ~

***

Langkah kecil itu berjalan cepat mendekat pada Jeffry yang nampak terkejut akan kehadirannya. Ia lantas berlutut dan bersiap menyambut kehadiran gadis kecilnya.

"Anak cantik papa."

Ujar pria itu yang kini membawa Rania ke dalam pelukannya. Ia mengalihkan pandangan pada Jemima yang kini berdiri di ambang pintu.

"Rania uda gak sabar pengen ketemu kamu. Makanya aku bawa kesini."

Jelasnya seolah mengerti arti dari tatapan pria di hadapannya. Sementara Jeffry hanya mengangguk mengerti seraya melepas pelukannya. Menatap teduh pada gadis mungil yang tersenyum cerah padanya. Membuat pria itu turut tersenyum. Rindu. Ia sangat merindukan Rania setelah satu bulan lamanya tak berjumpa dengan sang buah hati. Dengan satu gerakan pria itu menggendong Rania kemudian bangkit.

"Semuanya uda beres?"

"Iya. Bapak uda urus administrasi juga. Ini lagi nunggu ibuk ambil obat."

Jemima mengangguk mengerti kemudian berjalan kearah ranjang. Membantu mantan suaminya untuk memasukkan beberapa pakaian yang masih tersisa ke dalam tas miliknya. Sementara Jeffry kembali disibukkan dengan kehadiran Rania. Melayangkan kecupan-kecupan beruntun di wajah puterinya. Gadis kecil itu tertawa geli karena bulu-bulu halus yang tumbuh di dagu Jeffry mengenai wajahnya.

Pintu yang dibuka membuat ketiga orang yang berada di dalam ruangan latas menoleh. Kedua orang tua Jeffry telah kembali dari urusan mereka. Bergegas menghampiri Rania dan mengambil alih gadis mungil itu dari papanya. Melakukan hal yang sama dengan yang Jeffry lakukan. Melayangkan kecupan-kecupan beruntun, menyalurkan kerinduan yang mendalam pada cucu cantik mereka.

Sementara Jemima yang telah menyelesaikan pekerjaannya itu pun lantas meraih tasnya dan berjalan mendekat.

"Sudah selesai?"

"Uda Je. Ini uda boleh pulang."

"Ini mas Jef mau pulang ke rumah bapak sama ibuk kan?"

"Pengennya kita juga begitu. Tapi Jeffry ngotot pengen pulang ke rumahnya sendiri."

Sahut Lina sewot sementara Jemima beralih menatap Jeffry tak setuju. Pria itu berdehem pelan berusaha mengusir kecanggungannya.

"Aku uda gak apa-apa buk. Lagipula barang-barangku gak ada di rumah bapak ibuk. Kan repot kalo harus bolak balik rumahku."

"Halah alasan aja kamu."

Sahut Lina kemudian. Sedangkan Jeffry hanya tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya. Jemima yang sedari tadi menyaksikan percakapan kedua anak dan ibu itu hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

"Bapak sama ibuk gak bawa kendaraan kan?"

"Iya. Tadi naik taksi kesini Je."

"Kalo gitu sama aku aja bu, pak."

Ujarnya yang diangguki sepasang suami istri paruh baya itu.

Sajak Tentang Memaafkan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang