42 : Belajar Memaafkan

725 93 6
                                    

Jangan lupa vote + komen.

***

Kedua tangan keriput itu mengepal kuat. Dengan tatapan tajamnya ia lantas bangkit dan memandang sengit pada pria paruh baya yang berlutut tak jauh darinya.

"Anda sadar tidak kalau kedatangan anda sangat amat tidak di harapkan?"

"Buk.."

Sela Jeffry yang sedari tadi hanya diam dan menyimak. Tak jauh darinya, Malik, mantan mertuanya sekaligus penyebab segala kekacauan yang di alaminya selama ini, secara tiba-tiba datang berkunjung. Meminta maaf atas segala kesalahan yang telah ia lakukan.

Tentunya hal ini tak mendapat sambutan yang baik dari kedua orang tuanya. Bahkan walaupun ayah dari Jeffry selama ini cenderung nampak tenang dalam menyikapi permasalahannya, kini terlihat tak dapat mengontrol emosinya lagi.

"Sekali lagi saya minta maaf kepada Jeffry, bu Lina dan pak Ilham. Saya tau kata-kata yang saya ucapkan tidak dapat mengobati semua luka yang sudah saya torehkan. Tetapi sungguh saya sudah menyesali semuanya."

"Pak! Sudah terlambat. Penyesalan anda sudah tidak berguna lagi."

"Bu Lina sa-"

"Anda sudah menghancurkan hidup anak anda. Membuat saya sekeluarga juga malu. Memisahkan cucu-cucu saya dari papanya. Anda sudah keterlaluan! Saya kira yang seperti ini hanya ada di sinetron. Ternyata saya tidak menyangka bahwa setan berwujud manusia benar-benar ada."

"Ibuk."

Jeffry kembali menyela. Merasa kalimat yang ibunya ucapkan sudah keterlaluan. Sementara wanita paruh paya itu mendesah pelan dan kembali duduk dengan bersedekap dada.

"Saya akan menebus semua dosa saya selama ini kepada keluarga anda. Saya benar-benar menyesal. Maafkan saya."

"Oh gak perlu pak. Anda gak perlu berbuat apa-apa. Karena semuanya tidak akan bisa kembali seperti semula. Anda hanya perlu tidak muncul di hadapan kami sebisa mungkin."

"Tapi bu-"

"Saya setuju dengan apa yang dikatakan istri saya."

Kali ini ayah dari Jeffry turut buka suara.

"Bapak tidak perlu berbuat banyak. Cukup biarkan kami hidup dengan tenang sekarang. Terima kasih karena sudah meminta maaf."

Lanjut pria paruh baya itu bijak. Membuat Malik tak mampu lagi untuk kembali berucap.

Sadar dengan keadaan, Jeffry lantas bangkit. Berjalan tertatih dan sedikit membungkuk. Membantu mantan mertuanya itu untuk kembali bangkit.

"Papa gak perlu ngelakuin ini semua."

"Jeffry!"

Pria itu beralih menatap sang ibu. Ternsenyum dan menatapnya teduh. Membuat Lina mengurungkan niatnya untuk buka suara. Ia kembali menatap Malik yang masih menunduk.

"Saya juga salah pa. Harusnya saat itu saya berusaha lebih keras untuk membujuk papa agar berterus terang sama Jemima dan mas Sultan. Sebagai seorang menantu, bakti saya memang kurang."

"Tidak. Kamu sudah cukup berbakti. Papa saja yang tidak bisa memberi contoh yang baik dan justru menghancurkan hidup kalian."

"Pa-"

"Ini sudah malam. Sebaiknya kamu istirahat."

Ujar Malik dan berbalik. Sesaat ia nampak ragu untuk meninggalkan ruang rawat itu. Namun ia kembali melangkah keluar dan tersentak kala mendapati kehadiran Jemima yang sepertinya baru saja sampai. Wanita itu mengernyit kebingungan dan nampak raut tak suka yang terlihat jelas di wajahnya.

Sajak Tentang Memaafkan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang