4. Flaster

5K 518 35
                                    

4. Flaster

“Kami berbeda, tapi kami ada. Kami bukan saudara, tapi kami keluarga. Kami tidak sedarah, tapi kami searah.”

Angkasa berjalan dengan gaya cool khasnya membuat beberapa mahasiswi mencuri pandang kearahnya. Angkasa hanya mengacuhkannya, bahkan ada beberapa yang menyapa dan diabaikan olehnya.

Jika Angkasa acuh, lain halnya dengan dua makhluk tampan di sampingnya. Kedua cowok itu—Raja dan Kenzo—asik tebar pesona, bahkan tak jarang mereka mengedipkan mata mereka kearah ciwi-ciwi.

"Sa, nanti malem jadi, kan?" tanya Kenzo saat mereka sudah duduk di kursi masing-masing.

Kursi mereka berdekatan, Angkasa di depan sedangkan Kenzo dan Raja dibelakang cowok itu.

"Hmm."

Malam ini Flaster mengadakan perayaan di sebuah club terkenal dikota ini untuk merayakan kemenangan mereka yang berhasil mengalahkan Dernago dalam pertandingan balap tadi malam.

"Cantik banget pacar gue," Raja memamerkan foto Ratu kepada Kenzo. For your information, Raja dan Ratu sudah balikan tapi mereka menjalani hubungan LDR karena Ratu kuliah di Belanda sedangkan Raja tetap di Jakarta.

"Pacar yang keberapa, tuh?" tanya Kenzo sengit. Setahunya persyaratan yang diajukan oleh Ratu dulu sebelum mereka balikan adalah Raja tidak boleh main perempuan lagi tapi yang Kenzo tahu adalah, Raja masih sama seperti dulu. Raja tetaplah Raja fakboi.

Bahkan Raja mempunyai gebetan baru di kampus ini.

"Mereka cuma pelampiasan, Ratu tetep jadi satu-satunya penghuni hati gue," ucap Raja terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Serah lo, deh!" sebal Kenzo.

Angkasa hanya diam, tidak berminat nimbrung dalam obrolan tidak berfaedah kedua makhluk itu. Pikirannya terfokus pada obrolan dirinya dan Papanya tadi malam.

Flashback On

Papa is calling

Angkasa segera mengangkat telepon itu saat mengetahui bahwa Mario—Papanya yang menelepon.

"Assalamu'alaikum, Papa?" sapa Angkasa dengan sopan. Meskipun raut wajahnya tetap datar.

"Wa'alaikumusalam. Hai, Sayang apa kabar? Gimana kuliah kamu?"

"Baik, Pa," jawab Angkasa sekenanya.

"Angkasa, Papa rasa umur kamu sudah matang untuk berumah—"

"Aku gak mau nikah, Pa!" ucap Angkasa cepat. Bahkan nadanya pun meninggi kala sang Papa mengucapkan kata-kata itu.

ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang