2. Dia Yang Hangat
“Mimpi terindahku adalah bisa bersamamu, sedangkan mimpi terburukku adalah saat kamu pergi, aku tidak ada disisimu. Dan secara tidak langsung, akulah yang menjadi penyebab kepergianmu,”
Malam ini seharusnya Angkasa sudah berada di club. Tapi kebetulan malam ini adalah puncak perayaan Kencana, Angkasa harus tetap berada disini sampai acaranya selesai.
Tahun ini Flaster mempunyai 4 anggota inti yang diwakili oleh Marcellino. Angkasa sendiri yang memilih Marcell untuk menjadi wakil ketua karena sikap tegas saat bertindak, dan sikap humoris dalam berteman yang dimiliki Marcell membuat Angkasa yakin jika Marcell akan menjadi pemimpin yang tepat untuk Flaster angkatan Kencana tahun ini.
"Bang, anak-anak udah pada siap. Acara dimulai satu jam lagi," ucap Marcell memberitahu.
Angkasa mengangguk singkat.
"Sa, ayo!" Kenzo mengajak Angkasa, tapi Angkasa menolak.
"Lo duluan, gue mau ke toilet bentar," ucap Angkasa yang diangguki oleh Kenzo.
Cowok berjaket hitam bertuliskan FLASTER di punggunya itu berjalan menuju toilet dengan langkah kakinya yang panjang. Angkasa mengeluarkan ponselnya saat benda pipih itu berdering.
Angkasa menghentikan langkahnya tepat di depan pintu toilet. Entah Angkasa lupa atau memang dia tidak sadar, toilet yang dia datangi bukanlah toilet laki-laki melainkan toilet perempuan.
"Tuan, Rara sakit,"
Rasanya Angkasa ingin sekali memukul mulut pelayan dirumahnya itu, sudah dia bilang jangan panggil dia dengan embel-embel Tuan, Angkasa tidak suka. Tapi mendengar bahwa anak pungutnya itu sedang sakit, Angkasa membuang pikirannya.
"Sakit kenapa?" tanya Angkasa. Sedikit khawatir karena selama ini kucingnya itu jarang—nyaris tidak pernah sakit.
"Sepertinya kakinya cidera, Tuan. Karena dia terus mengeong saat kakinya dipegang,"
Angkasa mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa anak pungut kesayangannya itu sampai cidera?
"Bawa dia ke dokter hewan terbaik, pastikan dia sembuh nanti gue kesana kalau acaranya udah kelar. For you information, jangan panggil gue Tuan, panggil nama gue, Angkasa." ucap Angkasa sebelum mematikan sambungannya sepihak.
Angkasa membuka pintu toilet itu membuat seorang cewek yang berada didalamnya memekik.
"KAMU NGAPAIN DISINI?!"
Toilet disekolah ini memang kedap suara dan tidak dapat menangkap suara dari luar, jadi cewek itu tidak tahu jika tadi ada orang diluar dan dia juga lupa mengunci pintunya.
Angkasa bodoh! maki Angkasa dalam hati.
Cewek itu buru-buru memakai cardigannya untuk menutupi bagian atasnya yang sedikit terekspos. Dia memakai dress hitam selutut tanpa lengan dipadukan dengan cargidan berwarna senada.
"Sorry," ucap Angkasa sebelum akhirnya keluar dari toilet itu.
Cewek itu mengelus dadanya. "Astaga, udah tiga kali aku ketemu sama orang itu," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSEKUEL BISA DI BACA TERPISAH [E-BOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE/PLAYBOOK, LINK PEMBELIAN ADA DI PROFILE-KU/BISA LANGSUNG DM DI INSTAGRAM. JIKA ADA KENDALA DALAM PEMBELIAN, JANGAN SUNGKAN UNTUK BERTANYA] "ƙιƚα αԃαʅαԋ ʂҽραʂαɳɠ ɱαʂα ʅαʅυ. Ƙαɱυ ყαɳɠ ʂҽ...