21. After Wedding

6K 518 30
                                    

21. After Wedding

"Mari awali dengan hati yang tulus. Jangan kebanyakan modus apalagi yang deket tanpa adanya status,"

Dara gugup, sedih, kecewa dan juga bahagia. Entahlah, perasaannya campur aduk sekarang. Tangannya gemetar setelah dia selesai di rias oleh beberapa orang tadi.

"Aku belum siap," Dara menundukkan kepalanya takut.

"Papa ...," Tiba-tiba Dara terisak lagi.

"Kenapa nangis, Sayang?" tanya Mario yang datang dari ambang pintu.

"Aku takut," cicit Dara pelan.

Mario tersenyum tulus, lalu digenggamnya tangan kecil gadis itu. "Dara takut apa hmm?" tanya Mario seraya menghapus air mata calon menantunya dengan pelan. Takut riasannya rusak.

"Aku takut Angka gak bisa nerima aku, aku takut gak bisa jadi istri yang baik buat Angka, aku takut ngecewain Papa, aku takut-"

"Dara ... dengerin Papa. Dulu, ada seseorang yang suka sama Angkasa, tapi Angkasa enggak suka sama dia. Cewek itu terus berusaha dapetin Angkasa. Sampai akhirnya, dia milih nyerah tapi ternyata Angkasa baru sadar kalau dia udah suka sama cewek itu. Namanya Dara," ungkap Mario yang sanggup bikin Dara penasaran.

"Dara Renata Fransiska. Papa sayang banget sama dia, tapi sayang dia harus pergi karena tugasnya udah selesai. Jadi intinya gini, Angkasa butuh waktu untuk pulih dari masa lalunya. Enggak mudah ngelupain orang yang kita sayangi. Jadi, Dara harus pelan-pelan bantu Angkasa untuk keluar dari zona masa lalunya, ya?" ujar Mario.

Dara mengerjapkan matanya, lalu mengangguk pelan. "Iya, Papa."

"Sekarang jangan nangis lagi, oke?" pinta Mario yang dibalas anggukan oleh Dara.

***

Di tempatnya, Angkasa menatap jendela yang menghadap langsung ke pusat kota. Tangannya yang berada di saku celananya terkepal erat bersamaan dengan rahangnya yang mengeras.

"Aku harus gimana, Ra?" gumam Angkasa dengan suara serak menahan tangis.

"Lo harus terima semuanya dengan ikhlas. Yakinin diri lo kalau yang lo pilih ini adalah pilihan yang tepat," Dewa menepuk pundak Angkasa dua kali.

"Hidup harus terus berjalan, Sa. Yang udah pergi, gak akan bisa kembali lagi. Yang harus lo lakuin adalah berusaha, berdo'a dan juga ikhlas. Stuck di situ bukan pilihan, melainkan keharusan. Kalau lo gak ada usaha buat keluar dari sana, lo bakalan ngabisin sisa hidup lo tanpa pernah ngerasain yang namanya bahagia," ucap Kenzo menimpali.

"Bahagia itu bukan di cari, tapi di buat sendiri. Gak perlu nunggu Dara balik, karena itu sama aja kaya lo nunggu jatoh tapi jatohnya ke atas, itu mustahil. Lo kangen Dara, kan? Bentar lagi Dara yang dulu bakalan hadir dengan versi terbaru. Gue harap, lo gak perlakuin Dara yang sekarang kaya Dara yang dulu, Sa. Kalau lo terus pertahanin ego lo, lo bakalan terus nyesel dan endingnya lo gak bakalan pernah ngerasain indahnya cinta dalam makna yang sesungguhnya," sahut Raja panjang lebar.

"Cinta itu bukan tersurat, tapi tersirat. Jangan keliru, bedain mana cinta mana obsesi. Lo ke Dara bukan cinta, Sa, tapi obsesi. Gak perlu lo lupain Dara yang dulu, cukup lo sisihkan sedikit tempat buat Dara yang sekarang di hati lo." lanjut Raja menasihati sahabatnya ini.

Angkasa sendiri memilih bungkam. Terlalu rumit menelaah kata-kata yang sahabatnya ucapkan.

***

ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang