28. Ketemu Mama

4.8K 526 159
                                    

Follow !

Wattpad : @Maresa17_
Instagram : @_maresa17 || @wattpadcaaa_ ||
Tiktok : @cacafrederick
Follow juga instagram baru Flaster : @gengflaster_
Yang mau join di gc telegram WATTPAD CACA (Ada rp Angkasa sama Dara disana)
Atau kalian bisa juga join di gc WhatsApp ANGKASADARA 2 (link ada di website profil Wattpad Dan Instagram-ku)




70 vote dalam sehari, bisa?



28. Ketemu Mama

Jangan dengerin apa kata orang, lo hidup buat diri lo sendiri. Bukan buat orang lain!”


Angkasa mengusap nisan yang bertuliskan nama sang ibundanya itu dengan sayang, senyum kecil juga terbit di bibirnya.

"Mama, maafin Angkasa jarang mampir ke sini," ujar Angkasa yang berlanjut mencium nisan itu. Air matanya jatuh saat membayangkan betapa indah hidupnya jika mamanya masih ada disini.

"Angkasa kangen banget sama Mama, pengen meluk Mama tapi udah gak bisa," ucap Angkasa tersenyum getir.

Angkasa terkekeh pelan dengan air mata yang kian mengalir. Sedangkan Dara disampingnya hanya mampu mengusap punggung cowok itu.

"Angka jangan nangis, nanti Mama sedih," tutur Dara menghapus air mata suaminya.

"Gue ... gue kangen Mama, Ra," ucap Angkasa dengan suara serak.

Dara tersenyum kecil mendengar ucapan Angkasa. "Aku juga kangen Mama, Mamaku juga udah nggak ada. Hebat, ya, kita dipertemukan dengan banyak kesamaan," ujar Dara terkekeh pelan.

Angkasa menoleh pada cewek itu. "Mama lo ... udah gak ada?"

Dara mengangguk. "Mama meninggal pas waktu ngelahirin aku, terus aku diurus sama Papa. Mama Ona baik banget sama aku, sampe aku ngerasa Mamaku hidup di dalam Mama Ona," ujar Dara.

Ona maksudnya Wilona.

Dara memang belum pernah bertemu langsung dengan ibu kandungnya, bahkan merasakan pelukan hangat wanita yang melahirkannya saja belum pernah. Namun dia beruntung mempunyai Wilona yang dengan segala ketulusannya memberikan cinta dan kasih sayang yang melimpah untuknya. Ya, setidaknya sebelum insiden itu terjadi.

"Mau ketemu Mama?" tanya Angkasa pada cewek itu.

Dara menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tiap hari juga ketemu Mama," ujarnya sambil tersenyum lalu membuka tas kecil yang dulu sering ia bawa kemana-mana bahkan ke sekolah sekalipun.

Ada sebuah liontin yang berisikan foto sang Mama dan dirinya disana, itu dihadiahkan oleh Praja saat dia berusia delapan tahun. Dara tidak mau memakai liontin itu, entah kenapa dia akan sering menangis jika memakainya. Alhasil, Praja memasukkan di sebuah tas kecil yang setiap saat akan Dara bawa.

Setelah beranjak dewasa, Dara sudah jarang membawa tas itu semenjak hubungannya dengan keluarga Praja renggang. Dara takut Sella mengetahui tentang liontin itu dan malah membuang peninggalan mamanya yang sangat berharga itu darinya.

ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang