Note : Qoutes hanya pemanis. Jika qoutes tidak sesuai dengan judul maupun alur, harap maklum karena aku bukan orang yang jago bikin qoutes kadang juga qoutes-nya aku dapetin dari berbagai sumber😇🙏🏿
•
•
•15. Kematian Aluna
“Namanya juga manusia, mereka akan sadar ketika ditampar keadaan,”
Aluna duduk di kursi taman rumahnya seorang diri. Memikirkan kata-kata Angkasa yang terus terngiang-ngiang dikepalanya.
"Nyawa harus dibayar dengan nyawa, kan?"
Aluna menatap langit malam yang indah. Matanya menatap lekat bulan yang bersinar terang seolah-olah mengatakan bahwa hanya dialah yang paling indah diantara banyaknya bintang di angkasa.
Aluna tertawa hambar. "Ternyata aku salah. Aku pikir ... hati kamu cuma buat aku. Tapi nyatanya ...." Aluna tertawa keras membuat setetes air matanya jatuh.
Aluna nyaris gila. Kedua orang tuanya meninggal dunia satu tahun yang lalu akibat depresi yang mereka alami pasca Aluna masuk penjara. Dan sekarang, dia hanya punya saudara laki-laki yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.
Tapi sayang laki-laki itu kini telah kembali ke negara asalnya, Thailand.
Kini Aluna hanya sendiri, berteman dengan sepi.
"Ma ... Pa ... Aluna pengen ketemu kalian," Aluna menghapus air matanya lalu menggenggam sebotol cairan berwarna biru gelap itu.
"Selamat tinggal dunia," ucap Aluna seraya membuka tutup botol kecil itu dan langsung meminum cairan itu.
Lama-kelamaan yang Aluna lihat hanyalah kegelapan.
Kegelapan yang menenangkan.
***
Angkasa menghembuskan napas lelah melihat Dara yang terus merengek padanya. Ingin marah tapi tidak bisa karena Mario terus mengawasi mereka. Angkasa heran sekali dengan cewek ini, dulu saja takut padanya tapi sekarang ... Angkasa rasanya ingin sekali menelan Dara hidup-hidup jika bisa.
"Ya ya ya! Pokoknya nanti temenin aku!" Dara berujar dengan suara melengkingnya membuat telinga Angkasa sakit.
"Bisa diem gak lo?" bisik Angkasa.
Dara mengerjapkan matanya, "kamu ngomong sesuatu?" tanya Dara dengan polosnya.
Angkasa yang kepalang geram langsung saja menggendong cewek itu ala karung beras dan segera membawanya kembali ke kamar cewek itu.
"Heh! Mau dibawa kemana?" tanya Mario beranjak dari duduknya.
"Dikurung!" ketus Angkasa seraya menaiki tangga.
"ANGKA TURUNIN AKU! HUWAAA PAPA!" Dara terus memukul punggung Angkasa. "Jahat! ANGKASA NGELECEHIN AKU! PANTAT AKU JANGAN DI PEGANG!" Dara berteriak histeris membuat Angkasa tambah kesal.
"TURUN—ADUH!" Dara terjatuh dengan tidak begitu indah. Pantat mulusnya mendarat sempurna di lantai yang dingin kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSEKUEL BISA DI BACA TERPISAH [E-BOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE/PLAYBOOK, LINK PEMBELIAN ADA DI PROFILE-KU/BISA LANGSUNG DM DI INSTAGRAM. JIKA ADA KENDALA DALAM PEMBELIAN, JANGAN SUNGKAN UNTUK BERTANYA] "ƙιƚα αԃαʅαԋ ʂҽραʂαɳɠ ɱαʂα ʅαʅυ. Ƙαɱυ ყαɳɠ ʂҽ...