5. Kebersamaan Sesaat
"Berhenti menaruh hati kepada orang yang telah memiliki pujaan hati,"
"ANGKASA!"
Raja tersedak siomay yang dimakannya karena kaget dengan teriakan menggelegar yang terasa memekakkan telinganya.
"Apa, sih, Wa!" kesal Raja yang langsung mengambil minuman Kenzo tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Dewa nyengir dengan wajah tanpa dosanya setelah membuat Raja kaget. "Si CEO mana?" tanya Dewa yang ikut duduk disebelah Kenzo yang sibuk dengan game online di ponselnya.
"Noh," Raja menunjukkan arah menuju kamar dengan dagunya.
Dewa beranjak dari sofa lalu berjalan menuju lantai dua rumah mewah ini. Dewa salut kepada Angkasa, sukses diusia muda adalah impian setiap orang. Dan Angkasa adalah salah satu orang yang beruntung bisa merasakan itu semua.
"Moa kemana tu anak?" tanya Kenzo melirik Dewa sebentar sebelum mengalihkan atensinya pada ponselnya kembali.
"Tempe," balas Raja acuh. Dia sibuk dengan siomay yang sedang dimakannya.
Hari ini Angkasa kedatangan tamu tak diundang-Kenzo dan Raja. Sudah tidak diundang, mereka malah mengundang Dewa. Tapi tenang saja, Angkasa tidak marah.
Disisi lain, Dewa segera memasuki kamar Angkasa tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Kagum. Itulah kesan pertama yang Dewa rasakan. Yang membuatnya kagum adalah banyaknya foto-foto yang tertempel didinding setiap sudut kamar ini. Belum lagi figura besar dikepala ranjang, dan foto-foto berukuran kecil yang tertempel didinding dengan membentuk ♡ (love).
"Wow!" Dewa sampai lupa berkedip karena terkesima.
Angkasa yang sedang memandangi wajah kekasihnya itupun menoleh sebentar kearah Dewa, lalu menatap foto itu lagi.
"Cewek gue cantik banget, kan?" gumam Angkasa, senyum kecil terbit dibibirnya.
Dewa mendongakkan kepalanya guna menghalau air mata yang ingin turun saat kenangan-kenangan tentang Dara berputar dikepalanya. "Hooh, cantiknya pake banget," balas Dewa dengan kekehan kecil.
Dewa meraih sebuah bingkai yang terletak di meja kecil dekat jendela. "Nyesel banget dulu gue ngebiarin lo sama Angkasa kalau ujung-ujungnya kaya gini," gumam Dewa lirih.
"Lo ngomong sesuatu?" tanya Angkasa yang mendengar suara Dewa, tapi tidak jelas.
Dewa menggeleng pelan. "Enggak."
***
Hari ini adalah hari libur, jadi Dara bisa bersantai di apartemen miliknya. Apartemen ini adalah pemberian Marcell beberapa tahun lalu. Hari ini Marcell janji akan kesini jika tidak sibuk, maka dari itu Dara sangat senang.
Uang yang diberikan oleh Marcell hanya berkurang sedikit karena memang Dara tidak mempunyai banyak kebutuhan. Si manja satu ini tidak bisa memasak, jadi uang itu hanya digunakan untuk makan atau jajan saja.
Pintu apartemen terbuka, Dara menoleh dan tersenyum saat seseorang yang sedari tadi dia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.
"Sella gak tahu Kakak kesini, kan?" tanya Dara memastikan.
Marcell menggeleng pelan. "Enggak, ini pesenan lo," Marcell memberikan kresek putih berisikan jajanan ringan itu kepada Dara.
"Makasih," ucap Dara antusias.
Marcell mengacak gemas rambut panjang Dara. "Sama-sama,"
Dara ikut duduk disamping Marcell lalu menaruh kresek itu dimeja depan mereka. "Banyak banget!" Mata Dara memancarkan binar kebahagiaan melihat banyaknya jajanan yang dibelikan oleh Marcell tadi.
Dara mengambil sekotak susu rasa cokelat lalu menyenderkan kepalanya didada Marcell. "Kangen banget kaya gini," gumam Dara.
Marcell mengelus rambut Dara dengan sayang. "Maaf, gue gak bisa bantu lo bebas dari Sella," ucap Marcell merasa bersalah.
Dara mengangguk sebanyak dua kali. "Aku ngerti, kok,"
Keheningan terjadi beberapa saat karena Dara yang fokus pada jajanannya, sedangkan Marcell sibuk dengan ponselnya.
"Kak?" tanya Dara tiba-tiba.
Marcell menunduk pelan karena kepala Dara masih berada didadanya. "Hmm?"
"Kamu gak akan berubah kaya mereka, kan? Kakak bakalan terus sama-sama sama aku, kan? Kakak gak akan ninggalin aku, kan?" tanya Dara dengan mata yang berkaca-kaca. Jujur, dia takut Marcell akan pergi meninggalkannya seperti yang lain.
Marcell mengulas senyum kecil. "Mana mungkin gue ninggalin lo, my Princess,"
***
Angkasa tersenyum senang melihat sosok gadis pujaan hatinya yang berdiri dihadapannya dengan senyum cantiknya.
"Hallo fairy!" sapa Angkasa.
"Hai, Angkasa!" balas gadis itu dengan senyum yang tidak pernah pudar dibibir pucatnya.
Angkasa ingin menyentuhnya, tapi tidak bisa. "Kamu pergi terlalu jauh, Ra." ucap Angkasa sendu.
Dara tersenyum lagi. "Kan kamu pengen aku pergi terus enggak balik lagi,"
Tenggorokan Angkasa tercekat mendengar ucapan yang sama seperti dulu. "Aku sayang banget sama kamu, Ra!"
"Aku juga sayang sama kamu, Angkasa. Tapi kita gak bisa sama-sama lagi. Kita udah dipisahkan oleh semesta, kita udah beda dunia. Alam kita berbeda, dan semoga kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku. Aku pergi Angkasa, selamat tinggal,"
"DARA!" Angkasa terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
Dewa dan kedua makhluk yang kebetulan berada dikamar cowok itu menoleh sebentar kearahnya.
"Kenapa, Sa?" tanya Dewa.
"Mimpi buruk?" tambah Kenzo.
Angkasa menggeleng pelan tanpa ada niatan menjawab pertanyaan itu. Dia senang, senang karena bertemu dengan Dara-nya di mimpinya. Namun dia juga sedih karena di mimpinya tadi, Dara-nya kembali pergi meninggalkannya.
TBC
TINGGALIN JEJAK YA SYG!
SIDER GW SUMPAHIN BISULAN
sudah di revisi dan di renovasi, jika masih menemukan kesalahan dalam bentuk "typo" atau semacamnya, harap tandai!
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSEKUEL BISA DI BACA TERPISAH [E-BOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE/PLAYBOOK, LINK PEMBELIAN ADA DI PROFILE-KU/BISA LANGSUNG DM DI INSTAGRAM. JIKA ADA KENDALA DALAM PEMBELIAN, JANGAN SUNGKAN UNTUK BERTANYA] "ƙιƚα αԃαʅαԋ ʂҽραʂαɳɠ ɱαʂα ʅαʅυ. Ƙαɱυ ყαɳɠ ʂҽ...