12. Ingin Berubah
“Aku dan kamu itu sama dengan cinta. Sedangkan aku dan dia sama dengan mustahil, karena pemilik hati ini adalah kamu, bukan dia ataupun mereka.”
"ASSALAMU'ALAIKUM!" Deo teriak girang sambil nyengir lebar.
"Wa'alaikumusalam," jawab anak-anak yang lain.
Deo yang semula duduk disamping Rafa langsung pindah, mendekati Regan.
"Yo, liat. Cantik, kan?" Regan menunjukkan foto seorang cewek cantik nan imut di ponselnya.
Deo manggut-manggut. "Hooh," Timpalnya. Lalu dia mengambil minuman Rafa tanpa permisi.
Marcell datang dengan wajah masam. Lalu dengan santai meminum minuman bekas Deo tadi.
"Kenapa, ya? Kok banyak banget cewek-cewek yang insekyur sama gue? Gue tahu gue ganteng mirip Jungkok tapi gak usah segitunya juga anjir," Deo meratapi nasibnya yang malang karena tidak punya gandengan.
"Lo itu terlalu ganteng buat kaum kentang kaya mereka," ujar Regan dengan mulut pedasnya yang mulai aktif.
Deo nyeletuk lagi. "Tapi si Pak Bos mirip sama si Braik banyak banget yang suka. Apalagi sj Marcell yang mirip banget sama Kawat!"
"Padat goblok!" Regan memukul kepala Deo yang dari tadi terus ngelantur.
"Pawat pe'a!" ujar Marcell sinis.
Deo nyengir lebar lalu nengok kearah Marcell yang wajahnya sangat kusut seperti belum di setrika.
"Napa lo?" tanya Rafa melirik Marcell sekilas, mewakili rasa penasaran teman-temannya.
"Sella," jawab Marcell singkat.
"Aduh ... itu si cantik kenapa lagi, sih?" tanya Deo penasaran dengan wajah dibuat seimut mungkin.
"Kemaren ngebully Dara, lagi. Trus sekarang malah gak mau sekolah gegara kemaren habis gue nasehatin," jelas Marcell.
"Sebenernya lo sayang sama siapa, sih? Sella atau Dara?" tanya Regan ikut nimbrung dalam percakapan mereka.
"Dua-duanya," jawab Marcell cepat.
Rafa terkekeh sinis. "Gila, kalo Sella denger bisa-bisa habis riwayat lo!" ujarnya.
Marcell malah tertawa menanggapi ucapan Rafa.
Deo garuk-garuk pipi lalu bertanya kepada Marcell. "Emangnya hubungan lo sama Dara itu apa, sih, Cell?"
Marcell terdiam mendengar pertanyaan Deo. Tidak mungkin, kan, kalau dia mengatakan yang sejujurnya? Bisa-bisa Sella marah besar kepadanya.
"Inget ... hari ini ada ujian," kata Marcell mengalihkan pembicaraan. "Lo pada udah belajar?" tanyanya.
Rafa mengangguk singkat, Deo manggut-manggut sambil mengacungkan jempolnya sedangkan Regan nyengir. Sudah dipastikan pasti Regan tidak belajar.
Mereka semua ingat betul kejadian dua minggu yang lalu. Saat itu mereka ada ulangan dadakan, Regan nekat tak mengisi lembar jawaban miliknya dengan alasan tidak ingin dicontek orang lain. Guru hanya geleng-geleng saja dengan tingkah cowok itu, ditegur pun percuma karena Regan itu tipe orang yang jika dinasehati masuk telinga kanan, keluar telinga kiri alias bodoamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASADARA 2 [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSEKUEL BISA DI BACA TERPISAH [E-BOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE/PLAYBOOK, LINK PEMBELIAN ADA DI PROFILE-KU/BISA LANGSUNG DM DI INSTAGRAM. JIKA ADA KENDALA DALAM PEMBELIAN, JANGAN SUNGKAN UNTUK BERTANYA] "ƙιƚα αԃαʅαԋ ʂҽραʂαɳɠ ɱαʂα ʅαʅυ. Ƙαɱυ ყαɳɠ ʂҽ...