LaRa 36 - Dilema

9.7K 697 68
                                    

"Jangan terlalu percaya pada manusia yang berubah baik tiba-tiba. Karena akhir ceritanya cuma diantara dua kemungkinan, dia benar-benar tulus atau hanya sedang memasang topeng sebelum menyerang"

_o0o_

Kelopak mata itu tergerak pelan, menampakan mata indah jernih milik seorang pemuda. Lelaki tampan berkulit putih dengan alis tebal.

Bumi, lelaki tampan si pembuat onar yang saat ini baru saja kembali menatap cahaya setelah tidur lelapnya. Dia menguap lebar dan merentangkan tangannya. Dengan malas, dia mulai mendudukan dirinya dari posisi paling nyaman yang dia cintai.

"Morning dunia, cowok ganteng numpang hidup meskipun hanya jadi beban keluarga" gumamnya sambil menatap jendela yang menampakan mata hari pagi

Dia beranjak dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi, rutinitas pagi yang akan selalu dia lakukan sebelum pergi sekolah. Mandi.

Tidak butuh waktu yang lama baginya untuk mandi, asal basah dan terkena air saja. Toh ini masih pagi, rasanya malas jika berlama-lama. Apalagi sikap airnya tidak sopan, terlalu dingin.

"BUMIII BELUM BANGUN KAMU?? CEPAT BANGUN DAN MANDI!!" teriak seseorang

Bumi menatap malas pada pintu kamarnya yang saat ini di gedor dengan keras.

"UDAH BUNDA, BUMI UDAH MANDI" balas Bumi dengan berteriak

Suara dibalik pintu menghilang. Bumi menghela napas dan segera memakai seragamnya, dia menatap dirinya di cermin.

"Bumi memang selalu indah dengan pesonanya sendiri" gumamnya

Bumi segera mengambil tasnya dan keluar kamar. Menuruni tangga yang yang melingkar dan berjalan ke arah dapur kesayangan sang Bunda. Dia tersenyum menatap wanita paruh baya yang terlihat fokus memasak nasi goreng.

"Pagi Bunda ratu" ucap Bumi sambil mencium pipi Bundanya -Lia-

"Pagi pangeran, duduk dulu. Sebentar lagi nasi gorengnya matang" ucap Bundanya

Bunda Lia, ibu kandung dari Bumi. Memiliki dua orang anak dan keduanya adalah laki-laki. Bumi anak kedua. Ayahnya adalah seorang karyawan yang saat ini sedang tugas di Jerman, tinggal berdua bersama Kakaknya. Kakak Bumi bernama Rayhan, ia berkuliah di Jerman melalui beasiswa.

"Bum, sebentar lagi kamu ujian akhir kan?" tanya Bunda sambil meletakan nasi goreng dipiring yang Bumi pegang

"Iya Bun, sekitar 3 bulan lagi" jawab Bumi

"Belajar yang benar, ingat tujuan kamu" ucap Bunda

Bumi hanya mengangguk dan memakan nasi gorengnya. Setelah itu, dia langsung pergi ke Sekolah.

.

.

.

Zara menatap tidak percaya pada seseorang yang saat ini berada di depan gerbang rumahnya, bahkan bibirnya sedikit terbuka karena terkejut. Orang itu bersandar di samping mobilnya sambil memainkan handphone.

Dia mendekati orang itu.

"Kamu kok ada disini?" tanya Zara heran

"Masuk" ucapnya

Zara memperhatikan lelaki itu yang saat ini mulai masuk ke dalam mobilnya, dia masih diam dan menatapnya dengan tidak percaya. Kaca mobil itu turun, memperlihatkan seorang pemuda yang kini sedang menatapnya dari dalam mobil.

"Zara cepat, nanti kita terlambat" ucapnya kesal

"Ini Langit beneran jemput Zara?" tanya Zara bingung

LAZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang