LaRa 29 -Gagal-

10.1K 533 56
                                    

Boleh minta follow akun wattpadku dulu ga? Hehe :D

***

"Cinta itu sederhana, sesederhana jantungku yang berontak ketika di dekatmu. Namun, ada satu yang mempersulitnya.

Sikapmu.

Kamu berhasil membuatku bertanya, sesungguhnya milik siapa hatimu itu?"

_o0o_

Sore hari ini, langit terlihat mendung. mungkin sebentar lagi air akan jatuh membasahi bumi tanpa mengijinkan seorangpun untuk menghalanginya. Zara berjalan melewati tanah merah dengan beberapa gundukan tanah di kanan kirinya. langkahnya terhenti tepat di depan salah satu gundukan tanah dan berjongkok disana sambil memandang indahnya nama itu.

"Hai Sa, Sorry gue baru datangin lo sekarang. Gimana kabar lo disana? Gue kangen sama lo, sumpah gue gabisa boong kalo gue kangen banget sama lo. Gue gabisa lupa semua celoteh yang keluar dari mulut lo, cara lo hibur gue, cara lo perlakukan gue, gue kangen semua itu" ucap Zara lirih

Zara mengusap pelan ukiran nama Angkasa, dia yakin Angkasa pasti baik-baik saja disana, dia pasti bahagia. Zara tersenyum kecil.

"Sa, kesabaran gue akhirnya berbuah hasil. Lo tau, gue udah dapetin Langit. Hati gue ternyata masih sulit untuk nolak dia. Gue gatau apakah dia beneran udah cinta sama gue atau dia cuma kasihan, tapi gaada salahnya kan kalo gue berharap" ucap Zara sambil terkekeh pelan

Zara terus berbicara di makam Angkasa, langit di atas sana semakin menggelap bahkan tetes demi tetes air mulai jatuh mengenai tubuh Zara.

"Beda ya Sa, dulu setiap gue cerita lo pasti nanggapin cerita gue, sedangkan sekarang gue sendirian. Tunggu gue ya Sa, nanti akan ada saatnya kita akan ketemu lagi dan gue bisa peluk lo" ucap Zara

Zara menengadah menatap Langit, tangannya terangkat. Lagi-lagi senyum kecil muncul di wajahnya.

"Sekarang setiap hujan, gue inget lo Sa bukan Langit. Padahal dulu gue sama Langit ketemu untuk pertama kalinya di bawah hujan, tapi semenjak lo hadir kenangan lo yang muncul ketika hujan. Huh hujan makin deras, mungkin udah waktunya gue pulang. Gue pamit ya Sa" ucap Zara

Zara berdiri dan melangkah cepat meninggalkan makam Angkasa, tanpa dia ketahui ada seseorang yang menatapnya dari kejauhan. Orang itu mendekat ke tempat peristirahatan Angkasa.

"Lo beruntung bisa disayangi sama dia sedalam itu, gue akan jaga dia buat lo Sa. Seperti lo yang selalu ada buat dia" ucap orang itu

.

.

.

.

Malam ini Zara sedang mengenggam ponselnya, dia terus membuka roomchatnya dengan Langit. Langit online, tapi dia tidak menghubunginya. Zara takut Langit selingkuh, tapi dia juga tidak bisa langsung menuduhnya.

"Apa gue kirim pesan duluan ya?" gumam Zara

Zara bersiap mengetik sesuatu disana, namun sedetik kemudian dia memilih meletakan ponselnya begitu saja.

"Ah malu, masa cewek duluan" ucap Zara pelan

Zara terdiam sejenak, dia merasa ada yang salah dalam ucapannya.

"Lah, sejak kapan gue tau malu? Bukannya emang gue duluan yang ngejar Langit dari dulu" Zara terkekeh dan kembali mengambil ponselnya

Dia mengetik sesuatu disana.

LAZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang