LaRa 35 -Tawa-

9.6K 583 26
                                    

"Jangan biarkan semua ini hanya sementara, jadikanlah selamanya"

_o0o_

"Aku masuk dulu ya" pamit Zara

"Iya" jawab Langit

Mereka berdua berada di depan rumah Zara, Langit mengantarnya sampai depan gerbang, ini pertama kalinya Zara merasakan Langit benar menepati ucapannya sendiri untuk menerima Zara.

Zara masih berdiri di samping Langit yang duduk di atas motornya, dia masih enggan untuk pergi. Dia merasa akan kehilangan kesempatan jika membiarkan semua berakhir saat ini.

"Kamu hati-hati bawa motornya, jangan ngebut, jangan lupa kalo ada belokan harus belok jangan lurus, tar kalo misalnya nabrak terus kamu mati, kan aku juga yang sedih. Masa aku harus jadi janda muda, kan ga lucu" ucap Zara

"Iya bawel, lagian rumah gue udah deket, ngapain gue ngebut. Udah ya sana lo masuk" usir Langit

Zara sedikit memiringkan kepalanya dan menatap Langit dengan wajah memelas. Langit mengerutkan keningnya dan menatap Zara dengan pandangan bertanya.

"Beneran gamau mampir dulu?" tanya Zara

Langit memutar bola matanya dengan malas.

"Ini udah malam, tar disangka gue mau ngapa-ngapain lo gimana? Mau di gerebek warga terus dinikahin? Apalagi bokap lo kayanya gaada" ucap Langit sambil melirik garasi yang kosong

Zara ikut melirik garasi rumahnya, tidak ada mobil Papah Arga disana.

"Tapi di rumah ada orang kok, ga cuma Zara sendiri. Zara juga ikhlas-ikhlas aja kalo dinikahin sama Langit. Kenapa Zara harus gamau?" protes Zara kesal

Langit menghela napas lelah, dia benar-benar tidak bisa mengerti terbuat dari apa otak yang ada di kepala Zara. Dengan pasrah, akhirnya dia turun dari motornya dan berdiri di hadapan Zara.

"Ya udah, ayo" ucap Langit

Zara tersenyum lebar. Dengan semangat membara, dia menarik tangan Langit dan membawanya memasuki rumah. Langit hanya mengikuti langkah Zara sambil menatapnya dari belakang.

"Langit duduk disitu, Zara buatin minum" ucap Zara sambil menunjuk sofa

Zara sedikit berlari ke arah dapur dan untuk mencapai dapur dia harus melewati ruang TV. Sekilas Zara melihat Tante Arum sedang bersantai disana sambil menonton sinetron.

"Eh Ra, baru pulang kamu?" tanya Tante Arum

Zara melirik Tante Arum sekilas, dia mendengus kesal.

"Kelihatannya" jawab Zara cuek

Zara kembali melanjutkan langkah. Meskipun dia tahu bahwa Tante Arum tidak bersalah, rasanya tetap saja sulit untuk menerima orang asing masuk ke hidupnya dengan mudah. Apalagi mengingat kedatangan Tante Arum dan Abidzar yang sangat tiba-tiba bagi Zara.

Di dapur, Zara segera membuat es sirup untuk dia berikan pada Langit. Zara mengeluarkan beberapa cemilan dari dalam kulkas. Matanya terpaku menatap satu piring puding mangga yang terlihat enak di matanya, dengan senyum yang mengembang dia juga mengambil puding itu.

LAZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang