Sebagai manusia kita tentu tak luput dari dosa dan kesalahan, di bulan suci Ramadhan ini saya ingin meminta maaf apabila saya membuat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa ^_^
dan
Terimakasih juga untuk yang udah jawab pertanyaan aku di bab sebelumnya, walaupun gak aku bales tapi semua aku baca kok. Aku sangat menghargai komen yang kalian berikan untuk cerita ini. Jangan lupa untuk vote di setiap part, dan follow aku juga ya. Menambah teman itu indah loh, kalo mau follback tinggal kirim pesan aja.
SELAMAT MEMBACA!!
*****
"Ternyata hidup adalah panggung sandiwara yang sangat hebat, dimana hampir semua orang telah menggunakan topengnya demi menjunjung tinggi kebohongan"
_o0o_
Zara menatap dirinya di cermin, dia meringis pelan ketika menatap betapa kacaunya wajahnya saat ini. Mata yang masih sangat sembam, terlihat besar dan menyeramkan. Dia menghela napas pelan, tangannya terulur untuk mengambil satu demi satu alat make up yang sekiranya bisa digunakan untuk menyamarkan mata jeleknya.
'Lihat Zara, kau berhasil memperjelek wajahmu sendiri dengan sangat baik. jadi, mari berjanji. hari ini jangan menangis apapun yang terjadi' -batin Zara
Setelah selesai dengan wajahnya, dia beranjak mengambil tas dan melangkah keluar kamar. Bau harum masakan dari arah Dapur langsung tercium olehnya, tanpa membuang waktu Zara segera menuju Dapur. Namun, langkahnya langsung terhenti ketika matanya menangkap sosok Tante Arum dan juga Abidzar yang sedang menikmati makanannya bersama sang Ayah.
"Ck benar-benar keluarga yang bahagia" sindir Zara.
Menyadari kehadiran Zara, merekapun menatapnya. Zara tidak menghiraukan mereka dan memilih menghampiri Teh Anggi yang sedang mencuci piring di wastafel.
"Teh, Zara mau bawa bekal. Bikinin dua ya, buat sarapan sama makan siang" ucapnya.
"Iya Non, Teteh siapkan dulu ya" ucap Teh Anggi.
Teh Anggi mengambilkan makanan untuk Zara dan memberikannya. Zara terdiam sebentar, dia menatap kotak bekal itu.
"Ini yang masak Teteh kan?" tanya Zara memastikan.
"Eh gimana, Non?" tanya Teh Anggi.
"Ini yang masaknya siapa?" tegas Zara.
Zara hanya takut jika makanan itu dibuat oleh Tante Arum. Karena jika benar itu masakan Tante Arum, maka jangankan memakannya, menyentuhnya saja Zara tidak akan sudi.
"Ini masakan Teh Anggi semua kok" ucap Abidzar.
Zara mendelik kesal, dia menatap sinis pada Abidzar. Tanpa banyak kata, Zara mengambil kotak bekalnya dan pergi begitu saja keluar Rumah. Beruntunglah untuknya karena hari ini Mang Ido sudah sembuh, jadi dia tidak harus pergi ke Sekolah bersama Abidzar.
"Mang, nanti berhenti di Minimarket dulu sebentar" pinta Zara.
Mang Ido menuruti permintaan Zara dan menghentikan mobilnya di depan sebuah Minimarket. Zara segera turun dan membeli yang dia butuhkan. Susu kotak rasa Strawberry, minuman kesukaan Langit.
Zara ingat, Langit memberinya kesempatan untuk merebut hatinya. Jika mengejar harus Zara lakukan, maka dia akan melakukannya. izinkan Zara menjadi bodoh untuk terakhir kalinya, biarkan dia berjuang untuk yang terakhir kalinya. Jika kali ini dia gagal, maka satu-satunya hal yang mungkin dia lakukan adalah berhenti.
![](https://img.wattpad.com/cover/210693580-288-k168168.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Fiksi RemajaDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...