"Buka mata lo, ini udah siang. Bangun! gak usah mimpiin hal yang gak mungkin"
_o0o_
Remaja tampan penyuka basket, seorang wakil ketua OSIS yang sangat aktif organisasi, dan memiliki IQ diatas rata-rata. Siapa yang tidak mengenalnya di SMA Rajawali? Semua orang tahu siapa dia. Dia Langit Derivan, si jenius kebanggaan semua orang.
"Lang, selamat lo kepilih jadi King sekolah. Bisa dong kita yang udah dukung lo ini dapat hadiah" ucap Bagas -sahabatnya-.
Langit memiliki 3 orang sahabat, mereka adalah Bagas, Rafi, dan Dito. Bagas adalah ketua OSIS yang juga pintar, seorang berbakat lainnya yang jadi kebanggaan sekolah. Rafi adalah anak futsal, banyak medali yang telah dia bawa untuk sekolahnya, sangat jago dalam hal olahraga. Terakhir adalah Dito, seorang siswa biasa yang tidak pernah membuat ulah.
"Yoi, gampang bisa diatur" jawab Langit dengan santai.
Mereka berempat saling melempar canda dan tertawa bersama, persahabatan yang sudah terjalin sekitar 5 tahun lamanya. Mereka satu SMP dan satu SMA, anehnya mereka selalu bisa satu kelas. Tentunya karena bantuan orang dalam, Ayahnya Dito si pemilik sekolah.
"Gimana Lang doi lo?" tanya Rafi tiba-tiba.
Langit menatap bingung pada Rafi, sedangkan Rafi hanya menunggu jawaban dengan wajah polos.
"Maksudnya?" tanya Langit heran
Rafi tertawa pelan dan kembali menatap Langit, temannya yang satu ini ternyata sangat lola jika tentang cinta. Otaknya hanya pintar untuk urusan akademis.
"Maksud si Rafi, lo udah putusin belum milih siapa? Bulan atau Zara?" ucap Bagas menerangkan.
Dito yang sejak tadi hanya memainkan game onlinepun mulai tertarik pada obrolan sahabatnya, dia ikut menanti jawaban Langit, sedangkan Langit justru terdiam.
"Jadi? Zara yang ngejar lo dari kelas 10 atau Bulan si Queen sekolah yang lo incer dari setahun yang lalu?" tanya Dito yang mulai bosan menanti jawaban.
Langit menghela napas pelan, dia menatap temannya satu persatu.
"Lo semua tau kan, gue itu tipe cowok yang gak suka di kejar sama cewek, jadi kalian pasti tau jawabannya. Gue benci dia" ucap Langit cuek.
Teman-teman Langit menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Hati-hati bro, benci sama cinta itu beda tipis" ucap Rafi.
Langit tertawa kencang mendengar ucapan Rafi, baginya ini tidak mungkin terjadi. Mencintai Zara? Lelucon! Itu benar-benar ketidakmungkinan yang pasti tidak akan pernah terjadi.
"Langit" seseorang memanggil Langit.
Langit melirik sebentar pada Zara, suaranya sangat Langit hapal. Hampir setiap hari gadis ini menyapanya atau menghampirinya. Kalian para perempuan yang seperti dia harus sadar, lelaki tidak suka pada perempuan yang mengejar, itu terlihat sangat agresif dan menyeramkan.
"Ih Langit, dengerin Zara ngomong dulu" ucap Zara.
Langit mendengus kesal dan menatap Zara dengan sengit. Dia selalu mengganggu bagi Langit, kehadiran Zara bagaikan kehadiran virus mematikan yang sangat harus dia jauhi.
"Langit, Zara gak mau tahu pokoknya Langit gak boleh jadi King kalo bukan Zara Queennya" rengek Zara.
Langit menaikan sebelah alisnya dan menatap Zara dengan heran. Dia tidak pernah mengerti apa yang ada di pikiran Zara. Zara mungkin cukup cantik, tapi sayang Langit tidak menyukainya.
"Urusannya sama gue apa ya? Emang lo siapa?" ucap Langit acuh, sungguh dia mulai kesal. Zara selalu terasa mengganggu.
"Langit kok gitu?" tanya Zara dengan polosnya.
"Stop ganggu gue! sana balik ke kelas lo" ucap Langit datar.
Zara memajukan bibirnya kesal dan Langit sungguh tidak peduli. Baginya Zara bukanlah gadis istimewa yang harus dia jaga hatinya. Bahkan menurut Langit, Zara sama tidak berharganya dengan sampah. Terkesan kejam, namun itulah faktanya.
Zara membalikan tubuhnya untuk pergi dari kelas Langit, tapi baru beberapa langkah Zara kembali kehadapan Langit. Langit sedikit heran melihat itu.
"Zara lupa belum kasih ini ke Langit" ucap Zara sambil meletakankan susu kotak rasa strawberry di meja Langit
Zara pergi setelah memberikan susu itu, Langit memang menyukai susu strawberry, tapi tidak jika itu dari Zara. Dia menggeser susu kotak itu ke hadapan Bagas.
"Buat lo aja" ucap Langit.
Bagas menerima susu itu dengan senang hati, kebetulan dia sedang sangat haus.
"Kasihan Zara" komentar Dito sambal menatap Zara yang semakin menjauh.
"Kenapa? losuka? Ambil aja" ucap Langit dengan mudah, kemudian dia berdiri dariduduknya dan pergi keluar kelas.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Vote dan comment ya!!! Ga ngabisin banyak kouta kok.
Thanks ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Ficção AdolescenteDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...