LaRa 10 -Hariku-

10.3K 612 41
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian setelah membaca.

-Terimakasih dan selamat membaca-

.
.
.

.....***.....

"Apa benar kita ini teman?"

_o0o_

Zara tersenyum lebar di depan cermin, dia menatap wajahnya yang terlihat cerah. Zara mengambil tasnya dan segera pergi ke sekolah.

"Zara" panggil seseorang

Zara menghentikan langkahnya dan menghembuskan napas kesal, dia membalikan tubuhnya dan menatap Papahnya.

"Ini uang bekal buat kamu" ucap Papah Arga

"Zara masih ada uang dari Mamah Pah" jawab Zara pelan

Papanya menarik tangan Zara dan meletakan uang itu ditangannya, tanpa kata Papahnya pergi begitu saja. Zara membalikan tubuhnya dan kembali berjalan keluar rumah.

Di Sekolah

Zara berjalan dengan santai di koridor sekolah, sesekali dia menatap ke kanan kirinya untuk melihat-lihat keadaan. Semua terlihat damai dan tidak ada yang mencurigakan, memang apa yang Zara harapkan? Lagipula tidak mungkinkan jika dia melihat seorang yang akan bunuh diri dari lantai dua ini. Namun pikirannya salah, matanya terbelalak melihat seorang lelaki yang duduk santai diatas pagar pembatas.

"ANGKASA JANGAN NEKAT!!! GABOLEH LOMPAT!! " teriak Zara histeris

Zara berlari cepat dan menarik tubuh Angkasa hingga jatuh tersungkur ke lantai, dia menghela napas lega.

"Lo ada masalah apa sih Sa? Seribet-ribetnya hidup gue, gue gak pernah mau bunuh diri. Gue gamau masuk neraka. Sedangkan lo, lihat lo mau lompat, lo kenapa sih?!" ucap Zara kesal

Angkasa memasang wajah datar, dia bangkit dari posisinya. Berdiri menjulang dihadapan Zara yang sedang mengatur napasnya.

Pletak

"Aw, sakit Sa" ucap Zara sambil meringis

"Gue tanya sama lo, siapa yang mau lompat?" ucap Angkasa datar

"Lo" jawab Zara singkat

"Lihat muka gue, ada tampang mau bunuh diri?" tanya Angkasa lagi

Zara menyerngit bingung, dia menatap wajah Angkasa. Kebingungan dengan raut wajah Angkasa yang terlihat lempeng, lurus, datar, kaya jalan tol. Tapi,  sepertinya jalan tol itu tidak mulus lagi.

"Angkasa lo punya jerawat" ucap Zara

"Jangan salfok kesitu anjir" ucap Angkasa kesal

Angkasa mengusap wajahnya dengan kesal, dia menarik napas sekuat yang dia bisa lalu menghembuskannya dengan kuat.

"Dih kaya banteng" celetuk Zara

Angkasa tidak menanggapi Zara, dia memilih berdiri di tepi pagar dan menatap lapangan.

"Sa, gue udah temenan sama Langit" ucap Zara bangga

"Bagus dong" respon Angkasa

"Ih kok respon lo gitu doang, gak asik" ucap Zara kesal

"Bodo" ucap Angkasa singkat

Zara menatap Angkasa sinis, dengan langkah besar dan wajah kesal Zara memilih pergi ke kelasnya.

LAZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang