"Perlahan namun pasti, semua orang yang kamu sayangi akan pergi meninggalkanmu sendiri"
_o0o_
Jam dinding sudah menunjukan pukul 06.20 WIB, tapi Zara masih saja duduk diam diatas ranjang dengan seragam sekolahnya. Kejadian kemarin masih terekam jelas di kepalanya dan luka di hatinya terasa bertambah menyakitkan.
Tok.. Tok.. Tok..
Zara menatap pintu kamar dengan datar, senyum indah miliknya seolah hilang tanpa jejak. Kebahagiaan sudah menjauh dari hidupnya, tenggelam ke dasar palung terdalam yang ada di dunia.
"Non udah bangun? "
Suara Teh Anggi terdengar dari balik pintu, tapi Zara tidak ingin menanggapinya. Dia masih terus diam dalam posisinya, tangannya menggenggam erat sebuah foto keluarga yang utuh. Ada Ayahnya, Ibunya, dan dirinya di dalam foto itu.
Tok.. Tok.. Tok..
"Non, udah siang. Non ga sekolah?"
Zara berdiri dari posisinya, dia mengambil tas sekolahnya dan berjalan pelan menuju pintu, dia membuka pintunya dengan pelan.
"Zara sekolah kok Teh, kalo di rumah terus mood Zara makin buruk" ucap Zara
Teh Anggi tersenyum ramah pada Zara, dia mempersilahkan Zara berjalan duluan.
"Non, di depan udah ada yang jemput" ucap Teh Anggi
Zara mengerutkan kening, dia tidak meminta siapapun untuk menjemputnya pagi ini.
"Siapa Teh?" tanya Zara
Teh Anggi tidak menjawab, dia hanya menunduk dan tidak berani menatap Zara. Sikapnya membuat Zara curiga, dengan sedikit berlari Zara menuruni tangga dan segera menuju pintu utama rumahnya.
Kakinya terdiam kaku melihat sebuah mobil berwarna hitam dengan seseorang yang bersandar di depan pintu penumpang. Zara memasang wajah datarnya.
"Ngapain lo?" tanya Zara dingin
Orang itu membuka kacamata yang dia pakai dan menatap Zara lekat.
"Jemput lo, hari ini yang anterin lo ke sekolah itu gue"
Zara menatap kesal pada orang itu, dia Abidzar lelaki menyebalkan yang selalu ikut campur urusan Zara.
"Kenapa harus lo?" tanya Zara tidak suka
"Karena gue harus bisa mencintai lo sepenuh hati gue" ucap Abidzar
"Lo suka sama gue?" tanya Zara
Abidzar terkekeh mendengar ucapan Zara, dia tau dibalik sikap keras kepala Zara ada sifat yang unik.
"Gimana pun gue harus mulai suka sama lo, karena lo calon adik gue" ucap Abidzar
Zara terdiam dalam posisinya, dia terus mengamati gerakan Abidzar yang mulai membukakan pintu untuknya.
"Masuk, lo bisa terlambat kalo ga berangkat sekarang" ucap Abidzar
Zara masih diam dan menatap Abidzar dengan pandangan tidak suka yang sangat terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Novela JuvenilDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...