"Berapa keraspun aku berusaha untuk mengerti, nyatanya aku tetap tidak pernah bisa untuk benar-benar mengerti"
_o0o_
"Makasih" ucap Zara pada Angkasa
"Iya, santai" ucap Angkasa
Angkasa masih duduk di motornya dengan senyum lebar, Zara menyergit bingung menatap Angkasa. Angkasa memasang wajah penuh harap pada Zara.
"Ko gak balik?" tanya Zara heran
"Lo gak nyuruh gue mampir?" Angkasa berbaik tanya
"Gak" jawab Zara singkat
Angkasa mendengus kesal, dia menatap Zara dengan sebal. Sungguh gadis yang tidak peka, baru pertama kali Angkasa tidak ditawari masuk oleh gadis yang dia antar pulang.
"Ya udah, gue balik" pamit Angkasa kesal
Zara menganggukan kepalanya dan melampaikan tangan ke Angkasa, sebagai tanda perpisahan. Setelah memastikan Angkasa menghilang dari pandangannya, Zara segera masuk ke dalam rumahnya. Zara membuka pintu dengan pelan, dia mengedarkan Pandangannya dan menajamkan pendengarannya. Dia seperti mendengar suara... tawa?
Zara berjalan pelan ke asal suara itu, lebih tepatnya ke arah ruang TV. Semakin dekat Zara ke ruangan itu, semakin jelas suara tawa yang Zara dengar. Langkahnya terhenti dalam sekejap, dia menatap pemandangan di depannya dengan datar.
"Eh Zara udah pulang?" tanya Papah Arga
Zara masih diam dengan tatapan yang lurus pada dua orang asing di depannya. Ada tiga orang disana, ayahnya dan dua orang asing yang tidak pernah Zara lihat.
"Eh iya Papah hampir lupa, ini loh anak aku namanya Zara" ucap Papah Arga kepada dua orang itu
Zara menatap mereka, tidak berniat sedikit pun untuk membalas senyum mereka. Zara memilih diam dengan tatapan yang tetap datar.
"Dan.. Zara kenalin dia Tante Arum, calon Mamah kamu yang baru" ucap Papah Arga
Zara mengalihkan pandangannya pada Papahnya, menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Mata Zara memanas, pikirannya kacau. Semudah itu Papahnya mengganti sosok Mamahnya. Zara menatap wanita yang seumuran Mamahnya, cantik, berjilbab, namun sayang dia perusak rumah tangga orangtuanya.
"Dan ini Abidzar, anaknya Tante Arum. Umurnya beda dua tahun sama kamu, dia nanti jadi kakak kamu" ucap Papahnya lagi
Zara mengalihkan pandangannya pada seorang lelaki yang berdiri di samping wanita itu. Zara tersenyum miring, dia memandang Papahnya dengan pandangan kecewa.
"Jadi bener ya, selama ini Papah selingkuh sama dia?" tanya Zara sedih
Papahnya terlihat terkejut mendengar itu. Zara kembali menatap ke arah dua orang asing yang dibawa Papahnya.
"Oh ternyata ini wanita itu, diluar ekspetasi ya, kepala doang yang ditutupin hijab, ingin terlihat suci dihadapan semua orang ya? tapi tetep aja jiwanya murahan. Perusak rumah tangga orang, kelakuannya bahkan lebih busuk dari pada bangkai" ucap Zara dengan kesal
Semua orang menatap Zara dengan pandangan tidak terbaca.
"Harusnya sekalian aja gak usah pake baju, biar identitasnya terlihat semakin jelas. Pelakor murah--"
PLAKKK
"JAGA UCAPAN KAMU ZARA!" Bentak Papah Arga
Zara mundur perlahan, hatinya sakit. Papahnya selalu berlaku kasar padanya, bahkan tidak senggan untuk bermain tangan. Dia lebih membela perempuan itu dari pada Zara anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Teen FictionDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...