HARAP DIBACA!
Tolong jangan jadi silent reader, hargai penulisnya. Aku tau ceritaku ga sebagus cerita lain, tapi apa susahnya sih tinggal ninggalin vote di setiap part yang kalian baca? Ga bikin rugi kan? Kalian bisa membaca dengan tenang dan aku juga bisa semangat menulis dengan vote dan komen dari kalian. Jujur aku mulai malas-malasan untuk melanjutkan cerita ini, tapi ini udah jadi tanggung jawab aku untuk menyelesaikannya.
Jika tidak suka pada cerita ini silahkan tinggalkan cerita ini, tapi jika suka maka aku hanya meminta vote dan komen dari kalian tentang cerita ini.
Terimakasih dan maaf jika terkesan memaksa.
Silahkan melanjutkan bacaan kalian,
~Ry
*
*
*
*
Selamat membaca ^_^
***
"Bukan aku yang menginginkan takdir yang rumit"
_o0o_
Pagi ini menjadi pagi yang berbeda bagi Zara. Ketika biasanya dia akan menunggu Langit datang, maka kali ini tidak. Zara tidak akan melakukan hal itu lagi.
"Zara, tunggu gue"
Zara menghentikan langkahnya, senyumnya merekah ketika melihat Mira yang berlari pelan ke arahnya. Dia melambaikan tangannya dan berdiri diam menunggu Mira.
"Kesambet apa pagi-pagi udah semangat gitu?" tanya Zara
"Kenapa emang?" tanya Mira bingung
"Aneh aja, jam pertama kan Bahasa Inggris. Lo kan ga suka dan biasanya lesu pas dateng? Kok sekarang?" ucap Zara bingung
"Ih kenapa sih, gue tuh cuma seneng aja liat lo. Lo tau gue bahagia banget liat lo. Pokonya seharian ini gue mau sama lo terus, kemana pun lo pergi gue ikut" ucap Mira
"Terserah lo" ucap Zara
Zara berjalan meninggalkan Mira, tapi Mira tidak membiarkannya. Dia menarik tangan Zara dan mengenggamnya erat. Zara tidak peduli dan membiarkan apapun yang Mira lakukan. Di persimpangan koridor kelas 10 dan 11, Zara melihat Langit yang sedang berkumpul bersama teman-temannya. Zara berusaha keras untuk terus menatap ke depan tanpa melihat ke arah Langit. Dia melewatinya begitu saja.
Langit mengerutkan keningnya dengan bingung, dia menatap punggung Zara yang semakin menjauh. Ekspresinya yang terlihat kebingungan terlihat jelas oleh tiga sahabatnya.
"RAA, LANGITNYA GA DISAPA?" Teriak Dito kencang
"YAHHH BABANG LANGIT DIACUHIN" Teriak Bagas menambahkan
"MAMPUS! DOI UDAH GA PEDULI SAMA LO HAHAHA" ledek Rafi
Zara menulikan telinganya, jantungnya masih saja berdetak cepat ketika melewati Langit. Zara sadar, perasaannya masih sama dan akan selalu begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Fiksi RemajaDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...