"Ini salahku, seharusnya sejak awal aku tidak memaksamu untuk bersamaku"
****
Zara mendekati Langit, perlahan namun pasti jarak mereka mulai terkikis. Zara menatap Langit tepat di kedua bola matanya. Dia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin pemilik mata seindah itu bisa begitu kejam kepadanya. Wajah Langit sangat tenang, tidak ada mimik wajah jahat sedikitpun disana, tampangnya terlihat seperti lelaki yang amat lugu. Zara masih tidak percaya, lelaki ini yang berulang kali menyakiti hatinya yang sudah rapuh sejak lama.
Langit enggan menatap Zara, dia memilih kembali menatap handphonenya.
"Pergi, gue sibuk" Ucap Langit singkat
Zara masih berdiri di tempatnya, kali ini dia benar-benar ingin membicarakan semuanya dengan Langit.
"Apa maksud kamu berhubungan lagi sama Bulan?" Tanya Zara dengan lantang
"Ck, lo apaan sih" Ketus Langit
Langit segera mematikan video callnya dengan Bulan. Dia tidak ingin Bulan terlibat. Zara masih menatap Langit dengan sangat lekat.
Beberapa menit yang lalu Zara baru saja menemukan Langit berdiri di rooftop sambil tertawa riang menatap handphone nya. Dia juga melihat di handphone itu terpampang jelas wajah cantik seorang gadis bernama Bulan. Pemilik hati Langit yang sesungguhnya.
Lalu saat ini, bagaimana mungkin Zara tidak marah?
"Ngapain sih lo kesini? Gue lagi ga minat buat lihat wajah lo sekarang" Ucap Langit
Zara mengepalkan kedua lengannya, rasa marah itu melingkupinya.
"Jawab Langit, kenapa kembali sama Bulan? Kenapa Langit mainin Zara kaya gini? Katanya mau mulai nerima Zara, tapi faktanya kenapa kaya gini? Zara cape diginiin terus" Keluh Zara
Langit menghembuskan napas kencang, dia mendekat ke arah Zara dan memegang kedua bahunya.
"Lo cape karena harapan lo sendiri" Jawab Langit
"Gue ga akan berharap kalo lo ga kasih harapan! Gue sakit hati Langit, lo terlalu sering tarik ulur. Gue bukan layangan!" Ucap Zara marah
"Kali ini gue gamau bawa-bawa emosi saat ngomong sama lo. Tolong dengerin gue Ra, dan tolong juga pahami ucapan gue kali ini"
Zara bungkam, dia menunggu apapun yang akan Langit ucapkan padanya.
"Sorry Ra, sorry kalo ini nyakitin lo. Tapi kali ini emang gue gagal lagi, gue tetap sama, gue masih mau Bulan, bukan lo. Gue ga bisa tanpa Bulan seperti lo yang ga bisa tanpa gue. Gue harap lo ngerti Ra"
Kedua mata Zara memanas, dia menatap Langit dengan tatapan kecewa. Hatinya lebih dari sakit kali ini.
"Lo tau? Hidup gue udah pernah hancur lebih parah dari ini, tapi sumpah hati gue sakit Langit. Gimana ceritanya, bulan yang katanya pergi ke Singapura bisa ada disini lagi? Gimana ceritanya lo yang katanya mau nerima gue malah berujung kaya gini? Gimana Langit, coba jelasin ke gue" Ucap Zara pelan
Zara meluapkan semua yang dia rasakan, dia hanya ingin melepas semua sesak yang selalu dia tahan.
"Gue cape ngerasa sakit terus, hati gue ga sekuat itu. Lo yang pernah minta gue buat ga berhenti perjuangin lo, lo yang selalu tarik ulur gue, lo yang seolah ngasih harapan setiap gue mau nyerah sama lo. Mau lo apa Langit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Teen FictionDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...