"Aku tidak tahu apakah yang aku lakukan ini benar atau salah. Karena yang aku tahu, aku hanya mencintaimu."
_o0o_
Pagi ini Zara bersiap untuk pergi ke Sekolah, dengan menggunakan seragam putih abu kebanggaannya dan juga make up tipis untuk menutupi mata sembabnya.
Zara menuruni satu persatu anak tangga dengan langkah pelan. Tanpa sepatah katapun dia pergi melewati Papahnya yang sedang bersanita di Ruang tamu.
"Sarapan dulu, nanti kamu diantar sama Mang Ido" ucap Papah Arga
"Maaf Pah, Zara udah telat" ucap Zara, padahal saat ini masih jam 6 pagi dan bel masuk sekolah berbunyi jam 7
"Jangan membantah Zara!" ucap Papah Arga tegas
Zara tidak mendengarkan ucapan Papahnya dan melangkah cepat ke arah pintu keluar untuk menghampiri Mang Ido, supir yang sengaja dipekerjakan Papahnya untuk mengantar jemput Zara.
"Ayo mang berangkat, tapi nanti berhenti dulu di Minimarket ya" ucap Zara
"Oh iya... Ayo Non berangkat" ucap Mang Ido dengan semangat
Zara masuk ke dalam mobil dan mengamati jalan yang dia lewati. Tak lama kemudian, mobilnya kembali berhenti untuk singgah di Minimarket yang Zara minta.
"Tunggu sebentar ya Mang"
Tidak butuh waktu yang lama untuk Zara membeli sesuatu dari sana, dia kembali ke mobil dan memasukan belanjaannya ke dalam tas. Ternyata rumah ayahnya cukup jauh dari sekolah, butuh waktu sekitar 35 menit untuk sampai kesana.
"Makasih ya Mang" ucap Zara ramah
Zara memasuki sekolah. Banyak siswa-siswi yang melirik Zara atau bahkan menatapnya secara terang-terangan.
"Itu yang dikatain sama kak Langit kan?"
"Cewek murahan, masih berani ke sekolah ternyata"
"Neng, semalem berapa harganya?"
"Cantik sih, tapi sayangnya gatau diri"
"Tuh kakak kelas yang itu loh yang katanya ngejar-ngejar kak Langit"
Zara tetap menatap lurus dan dengan santai berjalan ke arah kelasnya, dia berusaha untuk tidak mendengar ucapan-ucapan mereka. Namun, ketika dia akan menaiki tangga, matanya menangkap seseorang yang sangat dia kenal.
"Pagi Langit" sapa Zara dengan ceria
Langit menatap Zara sebentar dan mengacuhkannya begitu saja, tapi Zara tidak menyerah. Dia mengikuti langkah Langit.
"Kamu udah sarapan? Sebelum upacara, lebih baik kamu makan dulu supaya gak sakit"
"...."
Langit tidak menjawab dan malah mengacuhkan keberadaan Zara, dia mempercepat langkah kakinya. Bagi Langit, Zara seperti virus yang harus dia hindari.
"Langit mau kemana?"
"...."
"Ganteng, kok diem aja sih?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LAZARA
Roman pour AdolescentsDitolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini. Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...