LaRa 34 - Rahasia -

15.4K 743 57
                                    

"Kebenaran memang menyakitkan, tapi itu lebih baik daripada hidup diatas kebohongan"


_o0o_

"Pah, apa maksudnya?" tanya Zara lagi

Zara melangkah pelan mendekati mereka, dia menatap keduanya dengan tatapan menuntut kejelasan.

"Ra, kamu denger semuanya?" tanya Papahnya

"Jelasin" ucap Zara lirih

Papah Arga mendekati Zara, dia menarik Zara ke pelukannya. Zara memilih diam dalam dekapan Papahnya. Tubuhnya terlalu lemah untuk melawan.

"Maaf, Papah baru bisa jujur sekarang" ucapnya

Zara mendongak, dia menatap Papahnya dengan mata memerah.

"Ja-jadi?" ucap Zara lirih

"Kamu bukan anaknya Ratih" ucap Papah Arga

Kaki Zara mendadak lemas, tubuhnya merosot pelan. Mungkin dia akan terjatuh jika tubuhnya tidak dipeluk dengan erat.

"Papah bohong kan?" tanya Zara pelan

Papah Arga menggeleng pelan, dia mengeratkan pelukannya. Tangis Zara pecah begitu saja. Isak tangisnya terdengar memilukan.

Zara mendorong tubuh Papahnya, dia menatap nyalang pada Papah Arga dan Tante Arum.

"Gak mungkin, Papah pasti bohong kan? Aku gak mungkin bukan anak mamah. Ini pasti cuma cara Papah sama Tante biar aku menjauh dari Mamah!" sentak Zara

Tante Arum menangis melihat reaksi Zara, begitupun Papah Arga yang kini menatapnya dengan mata memerah menahan tangis.

"Kalian bohong! Aku gak mungkin bukan anak Mamah. Ga mungkin! Kalian bohong hiks hiks" ucap Zara lirih

Tubuhnya terjatuh, Zara terduduk lemas di depan mereka. Tangannya meremas erat rumput di bawahnya. Rasanya terlalu menyesakan, dia sama sekali tidak percaya bahwa orang yang dia anggap ibunya sejak kecil, ternyata bukan ibu kandungnya.

"Ini gak mungkin, aku gak percaya" gumam Zara pelan

Napasnya memburu, dadanya terasa sesak. Hatinya terasa sangat nyeri.

"Papah gak bohong Zara" ucap Papah Arga

Zara menggeleng pelan, dia masih harus mencerna semua ini. Ini terlalu tiba-tiba baginya.

"Nayla, nama ibu kandung kamu. Di ulang tahun pernikahan kami yang kedua, kamu hadir dalam kandungan ibumu. Tapi sayang, ada tumor di rahimnya, kami harus memilih mempertahankan kamu atau tidak. Ibu kamu memilih untuk mempertahankanmu, tapi dia tidak bisa bertahan lebih lama" ucap Papah Arga.

Zara menunduk dalam, dia memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit yang menggerogoti hatinya.

"Kamu lahir prematur, ibumu meninggal dua hari setelahnya. Dia meminta Papah untuk menikahi sahabatnya, Arum. Tapi Papah malah menikah dengan Ratih, teman masa kecil Papah. Saat kamu berumur 15 tahun, Papah menemukan Ratih berduaan dengan lelaki lain di rumah. Mereka menjalin hubungan gelap di belakang Papah. Sekarang, Papah menepati janji pada Ibu kamu, menikahi Tante Arum untuk menjadikannya ibu sambung kamu" ucap Papah Arga lagi

Zara menatap kosong pada rumput di bawahnya, air mata itu tidak berhenti mengalir. Papah Arga mendekat dan kembali memeluk Zara.

"Maaf, Papah kurang bisa menahan emosi selama ini. Kamu udah jadi korban keegoisan Papah, maaf karena menyembunyikan semua ini dari kamu" ucap Papah

LAZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang