Ditolak oleh orang yang kau cintai dan memiliki keluarga yang hancur berantakan, bukanlah keinginan siapapun di dunia ini.
Alzara Rainza, gadis cantik dengan takdir yang rumit. Harus bertahan ditengah rasa sakit akibat penolakan dan rasa tercabik da...
"Aku terlalu bodoh jika harus melepaskanmu sekarang, tapi aku jauh lebih bodoh ketika aku memilih untuk terus bertahan"
_o0o_
Hari yang tidak disukai oleh Zara akhirnya tiba, pesta perayaan King dan Queen sekolah. Persiapan yang dilakukan oleh gadis lain mungkin adalah gaun, sepatu, dan make up. Namun, berbeda dengan Zara, dia lebih memilih untuk menyiapkan hatinya.
Dia butuh hati yang kuat untuk melihat Langit dan Bulan nanti, baru membayangkan mereka bersamapun rasa sesak akibat cemburu itu sudah mulai menghantamnya. Zara menghela napas pelan dan memejamkan matanya.
17.30 WIB,
Zara baru beranjak untuk mandi, sebenci apapun dia pada acara ini, namun tetap peraturan adalah peraturan, semua murid SMA Rajawali wajib untuk hadir. Termasuk dirinya.
30 menit berlalu danZara telah siap dengan pakaian terbaiknya. Dia menghampiri cermin dan menatapbayangan dirinya. Cantik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Perfect" gumam Zara pelan.
Setelah merasa penampilannya sempurna, dia segera keluar dari kamarnya dan menghampiri orangtuanya untuk pamit pergi ke sekolah.
"Mah, aku mau berangkat dulu" pamit Zara.
"Iya, hati-hati ya Ra" ucap Mamah Ratih.
Zara mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari seseorang, tapi orang itu tidak ada. Seseorang yang dia rindukan.
"Papah mana Mah?" tanya Zara.
Zara melihat tatapan sedih milik Mamahnya, sekarang dia paham kemana orang itu.
"Em... ya udah Mah, Zara pergi dulu" ucap Zara sebelum membalik badannya dan melangkah cepat keluar rumah untuk mencari taksi.
Sudah beberapa bulan ini, Papahnya selalu pergi berhari-hari dari rumah. Entah kemana perginya, Zara tidak pernah tahu.
15 menit kemudian Zara sudah berada di depan gedung SMA Rajawali, sekolahnya sangat ramai dan indah dengan lampu-lampu cantik yang menghiasinya. Dengan langkah pasti Zara pergi ke arah Aula utama.
"ZARAAA"
Teriakan itu sudah Zara hapal diluar kepala, siapa lagi jika bukan suara Mira.
"Bisa gak sih gak teriak kaya gitu?" ucap Zara jengah.
"Lo cantik banget Ra, ih gaun lo bagus banget. Gaun baru ya?" tanya Mira
Zara diam, otaknya memutar kejadian di masa lalunya. Gaun ini pemberian seseorang yang dulu begitu berharga bagi Zara, tapi masalalu biarlah menjadi kenangan. Setiap orang bisa berubah, termasuk dia.
"Lo tuh ya, udah diem deh. Nikmatin pestanya, oke?" ucap Zara.
Sebenarnya Zara tidak yakin pada ucapannya, menikmati pesta? Yang benar saja, pesta ini penuh dengan hal yang Zara benci. Zara benci Langit berdiri bersama gadis lain, Zara benci Langit tertawa karena gadis lain, Zara benci melihat Langit perhatian pada gadis lain, dan Zara benci Langit yang menggenggam tangan gadis lain, karena Zara tidak pernah mendapatkan itu dari Langit.