LaRa 27 -Kembali-

12.8K 604 40
                                    

"Harapku kali ini hanya satu, semoga aku tidak salah menentukan pilihan"


_o0o_

Tap.. Tap.. Tap..

Terdengar suara langkah kaki yang menggema dari sebuah gedung mewah berwarna putih, gedung itu sudah telihat tua dan di kelilingi oleh tanaman yang merambat di sekitarnya. Terlihat seorang pria dewasa terus berjalan tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya. Tidak peduli pada keadaan gedung yang mulai usang dan kotor.

Langkahnya terhenti di hadapan sebuah ruangan besar dengan pintu berwarna coklat tua. Dia membuka pintu itu dengan lebar. Matanya langsung tertuju pada satu objek yang paling mencolok, dia menatap sebuah lukisan besar dengan bingkai berwarna silver, namun wajahnya berubah menjadi murung.

"Selamat ulang tahun, sayang" gumamnya

Mata pria itu memerah, sebentar lagi air mata siap untuk membasahi pipinya yang mulai menunjukan garis garis penuaan.

"Aku mencintaimu dan aku juga mencintai dia"

Tangannya terulur, dia menyentuh pelan permukaan foto di hadapannya.

"Dia cantik sepertimu" ucap Pria itu

Wajah yang ada di foto itu benar-benar mengingatkannya pada seseorang yang dia cintai, mereka bagaikan pinang yang di belah dua. Tidak ada bedannya.

"Sabarlah, aku akan membawanya padamu jika waktunya sudah tepat"

Segaris senyum muncul di wajahnya, dia berbalik dan menutup kembali pintu itu dengan rapat. Langkah kakinya membawa dia pergi menjauhi tempat itu.

.

.

.

.

Sekolah mulai ramai, suara-suara terdengar bercampur menjadi satu kesatuan yang membuat Zara merasa pening di kepalanya.

Zara memilih pergi dari dalam kelasnya. Langkah kakinya membawa dia ke taman belakang sekolah. Dia tersenyum kecil, taman ini adalah satu satunya teman yang dia miliki.

Dia mendudukan dirinya di salah satu bangku yang ada disana, sudah lama rasanya dia tidak datang ke tempat ini. Zara rindu semua kenangan yang ada disini.

Matanya mengarah ke arah langit, kali ini warnanya biru terang dengan sedikit awan yang menghiasinya. Satu kata, indah.

"Ra"

Zara melihat ke arah suara, keningnya mengerut bingung. Ada Dito disana, sahabatnya Langit.

"Apa?" tanya Zara

"Langit berantem" ucap Dito

Zara tersentak kaget, dia langsung berdiri dan menatap Dito dengan tidak percaya.

"Ga mungkin, Langit bukan biang onar" ucap Zara

"Kalo ga percaya liat aja sendiri di gerbang samping" ucap Dito

Zara bersiap untuk melangkah, tapi kemudian mengingat satu hal. Dia menunduk dan menatap ujung sepatunya.

"Apa urusannya sama gue? Langit udah bukan siapa-siapa gue" ucap Zara lirih

LAZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang