Alena melihat mobil terparkir rapi di depan rumahnya.
"Siapa tuh? Bukan mobil Gavin."
"Alena, Kakak pergi dulu!" Seru Alisha dari lantai satu.
Alena ternganga.
Belum sempat ia turun, matanya melebar melihat sesosok pria tersenyum manis membukakan pintu untuk Kakaknya.
Tak lama, mereka langsung pergi.
"Waahhh nggak beres nih. Enak banget tuh Kakak keluar gitu aja sama cowok. Coba aja aku, langsung ngomel kemana-mana. Dasar."
Sambil menggerutu, ia menuju ke dapur untuk memasak.
Hingga malam hari, Alena menunggu Alisha pulang.
"Kakak kemana sih. Lama amat jam segini belum pulang juga."
Alena melirik jam.
Hampir tengah malam, hampir menyerah dan beranjak tidur, akhirnya Alisha pulang. Diantar oleh lelaki yang sama.
Alena sudah sebal. Ia turun ke lantai satu untuk menyambut kakaknya yang baru datang.
"Siapa Kak?" Tanyanya langsung tanpa basa-basi.
"Temen."
"Temen atau temen?!"
Alisha menghela nafas. "Dia Joel, mantan kekasih Kakak. Dia cuma nyapa doang kok. Nggak lama."
"Kakak seharian keluar sama dia dan Kakak bilang cuma nyapa?!"
"Alena! Rendahkan suara kamu. Nggak sopan. Kakak itu kerja mulai hari ini. Kan Kakak sudah pernah bilang, Kakak harus kerja."
"Tapi kenapa harus diantar-jemput sama mantan Kakak? Kakak kerja sama dia? Dan pulang semalam ini?!"
"Aduh, Kakak capek banget. Kakak istirahat dulu ya.."
"Loh Kak!"
Tidak mendengarkan. Alisha menuju ke lantai atas, meninggalkan adiknya yang sudah mencak-mencak sebal.
***
"Good Morning..."
Sapaan itu membuat senyum Alena langsung mengembang. "Pagi, Gavino.."
"Kakak kamu lagi nggak ada di rumah?"
"Kakak sudah berangkat lebih pagi tadi."
Gavin mengangguk. "Berangkat sekarang? Mmmm ini jam 9 lebih 15 menit. Nggak telat kan?"
"Nggak kok.."
Gavin tersenyum. "Yaudah. Kita berangkat."
Dengan gentle, pria itu membukakan pintu untuk Alena, dan segera meluncur di jalanan.
Di sepanjang perjalanan, Gavino sibuk melirik spion mobilnya.
"Kamu sudah sarapan Alena?"
"Sudah kok. Setelah ini, kamu kemana Gavin?"
"Kerja." Jawabnya singkat.
Ia masih saja sibuk mengecek kendaraan di belakang mobilnya.
"Jadi pindah di taxi?" Tanya Alena yang lalai dengan sikap aneh Gavino pagi ini.
Mendengar pertanyaan polos Alena, spontan Gavin tertawa, melupakan spionnya.
Ia menatap gadis itu. Matanya berbinar melihat tawa anehnya.
Gavin tertawa semakin gemas, tangannya mendarat di puncak kepala Alena, mengacak rambutnya.
Dan sikap itu membuat Alena mendadak terdiam. Seperti patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...