Alena tengah menikmati secangkir Cappuccino sembari berdiri menatap jendela besar kamar itu.
Tadi pagi, Gavino memesan sarapan untuk mereka, cemilan, juga Cappuccino.
Ia juga tengah mengambil baju untuk kekasihnya itu.
Tiba-tiba, sebuah tangan melingkar di pinggangnya.
Ia menengok ke samping. Wajah tampan bersandar di bahunya.
"Ah, Gavino..." Alena tersenyum. "Aku tidak menyadari kamu masuk."
"Karena kamu terlalu menikmati Cappuccino itu Sayang..."
"Maafkan aku..."
Gavino mencium leher Alena dengan mesra.
"Aku sudah membawakanmu baju. Tapi dipakai nanti saja, saat pulang. Ya?"
"Kamu tidak bekerja?"
"Tidak... Aku menemani calon istriku saja disini..."
Alena tertawa kecil. "Kamu ini membicarakan apa hm?"
"Aku akan menikahimu Sayang..."
Alena memutar tubuhnya lalu mengalungkan tangannya di leher Gavino.
"Kamu keluar dengan kaos seperti ini?"
"Iya Sayang..." Gavino melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.
"Hmmm kamu terlihat seksi dan tampan Sayang. Kamu sengaja tebar pesona?"
"Apa ini hm? Kenapa kamu berpikiran negatif?"
"Memangnya salah?"
"Tidak... Aku gemas. Aku milikmu Sayang."
"Tentu saja."
"Let me kiss you."
Gavino mencium bibir Alena, lalu melumatnya lembut.
Mereka kembali saling memainkan lidah, lalu menghisapnya lembut.
Alena melepas bibirnya, lalu menarik lembut tengkuk Gavino.
Ia mencium leher pria itu, lalu melumatnya lembut. Sambil memainkan lidahnya disana.
Gavino tersenyum memejamkan mata, menikmati sensasi yang ia dapatkan.
Pria itu membelai lembut pinggang Alena, membiarkan kekasihnya terus menghisap lehernya.
"Mmmmm Sayang..." Desah Gavino.
Alena terus membuat kiss mark di lehernya.
Ia tertawa gemas. Mau tidak mau, semua orang akan melihat kiss mark di lehernya.
"Sshh ah, Alena.." Gavino semakin kacau ketika perempuan itu semakin lihai menghisap kuat-kuat lehernya.
"Oh Alena.. Jangan membuatku ingin menerkammu lagi... Miss V-mu ini masih sakit.."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...