Sweet 17

2.3K 133 33
                                    

Gavino dengan lembut melumat bibir Alena, sembari memasukkan jari tengahnya di Miss V wanita itu.

"Mmmhhhhh Sayang....." Desah Alena.

"Aku mohon, aku rampas jam tidurmu malam ini. Aku janji, besok pagi, kau istirahat."

"Hm? Besok adalah ulang tahun Si Kembar yang ke-17. Dan kita sudah berjanji pada mereka untuk jalan-jalan."

"Lalu....?" Gavino semakin keras mengocok Miss V Alena.

"Aaahhhhh..... Mmhh baik, beberapa ronde malam ini. Tapi, biarkan aku istirahat, Sayang... Aku janji, besok malam kita lanjut. Okey?"

Gavino tersenyum. "Okey, Baby..."

Ia mulai melumat bibir Alena, ketika..



Tok tok tok.

"Ow!"

Spontan Gavino melepaskan bibirnya dari leher istrinya.

"Dad? Mom?" Panggil Nathan dari luar.

Alena melirik jam. Pukul 12 malam. "Kenapa dia belum tidur?"

"Tidak tau. Sebentar Sayang, aku cek dulu."

Gavino kembali memakai kaos putih polosnya, dan celana pendek.

Sementara Alena menyelimuti seluruh tubuhnya. Enggan memakai baju.

"Dad? Mom?" Nathan kembali bersuara.

"Sebentar!"

Gavino berjalan, membuka pintu kamarnya. "Hmm? Nathan, ada apa?"

"Mmmm maaf, Dad. Tapi... Aku mendengar suara Jasmine menangis di kamarnya."

"Menangis? Kau yakin?"

Nathan mengangguk, raut wajahnya serius.

"Kenapa?"

Nathan menghela nafas. Menyeringai. "Patah hati."

Mendengar itu, Gavino ikut menghela nafas.

"Oke. Kau boleh istirahat. Biar Daddy yang mengecek Jasmine, okey?"

Nathan mengangguk, berjalan kembali ke kamar.

Gavino menoleh menatap Alena. "Sayang? Aku ke kamar Jasmine sebentar. Kau tunggu. Dan... Dilarang memakai baju, apalagi turun dari ranjang. Disini tsunami. Okey?"

Alena tertawa gemas. "Okey, Sayang...."

Gavino tersenyum manis, menutup pintu kamar utama, lalu berjalan menuju ke kamar Jasmine.

Benar kata Nathan. Suara gadis menangis terdengar dari luar.

Gavino mengetuk pintu. "Jasmine?"

Suara tangisan itu terhenti.

"Jasmine, boleh Daddy masuk?"

"Masuklah, Dad.." Terdengar suara serak dari dalam.

Tak ada lagi suara cempreng itu.

Jasmine tumbuh cantik sempurna, dengan suara yang lembut nan indah.

Benar-benar copy paste dari Alena.

Perlahan, Gavino membuka pintu kamar Jasmine, dan langsung menghela nafas.

Tisu berserakan dimana-mana.

Makan malam yang sudah dingin, tak tersentuh sama sekali.

Dan Jasmine, memeluk lututnya, duduk di ranjang.

Matanya sembab memerah.

Gavino menghela nafas.

Dadanya sesak melihat anak gadisnya menangis, walaupun tidak se-sesak ketika melihat Alena menangis.

DARK ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang