Alena merapikan rambutnya, lalu naik ke atas kasur dengan hati-hati.
"Kau besok bekerja?"
Gavino merentangkan tangannya, siap memeluk tubuh istrinya. "Tidak Sayang. Aku bekerja dari rumah saja."
Alena hanya terdiam.
Seminggu berlalu sejak mereka check up kandungan.
9 bulan.
Dan Gavino mulai lebih sering di rumah.
"Istirahat, Sayangku..."
"Hmmmm pinggangku pegal, Gavino.."
Gavino tersenyum, membelai rambut Alena. "Mau tidur posisi bagaimana hm?"
"Mmmmm tidak tauuuuu. Mau cium." Alena mendongak menatap lucu suaminya.
Gavino tersenyum gemas. "Kemari, Sayang."
Ia mencium dan melumat bibir Alena dengan lembut, membuat istrinya itu memejamkan mata sembari melingkarkan tangan di lehernya.
Cukup lama..
Hingga Alena melepas tautan mereka, walaupun bibir mereka masih menempel mesra.
"Aku punya Sekretaris baru, Sayang.." Ucap Gavino lembut.
"Hm? Kau menambah lagi?"
"Aku memecat Katie."
Alena terkejut. "Kenapa?"
Gavino menghela nafas panjang. "Dia menggodaku."
"Menggoda? Menggoda bagaimana maksutnya?"
"Dia berusaha merebutku darimu. Sebelum dia semakin bertindak berani, aku memecatnya saja."
Alena menatap suaminya lekat-lekat. Ia tidak menyangka ada banyak perempuan yang ingin menggeser posisinya.
"Tapi... Kerjanya bagus kan?"
"Well, Sayang, sebagus apapun kerjanya, aku tidak mau melukaimu, ataupun membuatmu cemas. Tanpa dia, kantor aman."
Mendadak Gavino terkejut melihat Alena meneteskan air mata.
"Astaga... Sayang, kenapa menangis? Aku melukaimu ya? Sungguh, Demi Tuhan, aku tidak tergoda sama sekali. Aku malah jijik. Demi apapun Sayang..."
Alena menggeleng. "Tidak.. Bukan itu... Aku terharu kau begitu setia padaku. Dan... Aku juga takut.. Kau kan milikku, Gavino.."
Gavino tersenyum, memeluk istrinya erat.
"Istriku yang Cantik... Tentu saja aku setia padamu. Tidak ada alasan untukku berpaling. Dan tidak perlu takut Sayang.. Aku milikmu, hanya milikmu."
"Lagipula itu karena kau tampan, tau?! Gemas rasanya ingin kukurung saja di rumah."
Gavino tertawa gemas. "Ya sudah. Kurung saja. Lagipula aku suka berdua denganmu di rumah."
Jahil ia meremas buah dada Alena, membuat wanita itu terkejut.
"Aw! Aku yang kesal, kau meminta terus."
Gavino tertawa gemas. "Ayo, kemari. Tidur Sayang..."
Mereka berpelukan erat dengan nyaman.
"Jaga hatimu untukku, Gavino..."
"Pasti, Istriku yang Cantik.. Aku sangat sangat mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu.."
"Kau catat saja, Gino. Sekalian kau urus data itu. Ambil datanya di ruang kerjaku." Ucap Gavino melalui Zoom.
"Baik, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...