Keluarga

2.1K 110 6
                                    

Alena baru membuka mata ketika ia merasakan sebuah tangan membelai rambutnya dengan lembut.

Ia menatap Gavino yang tengah tersenyum memandanginya.

"Mmmmm jam berapa ini?"

"Jam 12 siang."

Alena terbelalak. "Apa?! Astaga. Ayo, kau harus siap-siap bekerja! Aku akan siapkan.. Aawww!"

Ketika ia berusaha bangun dari ranjangnya, ia langsung terjatuh kembali. Selangkangannya sangat sakit.

Gavino menarik pinggang istrinya itu untuk kembali ke pelukannya.

"Sudah... Aku tidak bekerja hari ini."

"Kenapa?"

"Aku menemanimu. Kau sakit."

Alena menghela nafas. "Sarapan. Aku belum membuatkanmu sarapan."

"Tidak perlu, Sayang... Aku sudah memesan makanan untuk kita sarapan tadi lewat Delivery Order. Aku tau selangkanganmu sakit. Kau tidak bisa berjalan. Jadi aku siapkan semuanya."

"Kau benar-benar suami siaga."

"Tentu saja. Ayo sarapan dulu."

Gavino membantu Alena bangkit, lalu dengan penuh kasih sayang menyuapi istrinya itu.

"Kau sudah mandi?" Tanya Alena.

"Belum. Aku menunggumu bangun. Kita mandi bersama."

"Jangan bermain lagi."

Gavino tersenyum hangat. "Tidak akan Sayang... Aku tidak ingin menyakiti Istriku ini."

Alena tersenyum manis, melanjutkan sarapannya.










Setelah mandi, Gavino membantu Alena memakai baju lalu kembali merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Kau mau melakukan apa hari ini?" Tanya Alena.

"Tidak ada. Diam saja. Aku akan tetap disini menemanimu. Kita pesan makanan saja untuk makan nanti. Biar Istriku tidak berjalan dulu." Ia mencolek hidung Alena gemas.

Wanita itu tersenyum. "Ahh kau itu aneh, Gavino. Semalam kau sangat ganas. Pagi ini kau sangat lembut."

Gavino tertawa kecil, merangkul lembut Alena. "Apa kau tidak sadar kalau kau semalam lebih ganas daripada aku hm?"

"Tidak. Lebih ganas kau tau!"

"Maafkan aku, Sayang... Milikku sakit sekali semalam karena kamu meminta banyak." Rengek Gavino.

"Oh? Sakit?" Alena spontan menyentuh junior Gavino yang terbungkus kain.

"Aak!" Gavino terkejut dengan sikap istrinya.

Alena langsung menjauhkan tangannya dari junior suaminya itu. "Oh?! Sakit kah? Maafkan aku Sayang..."

"Bukan... Jangan disentuh bukan karena sakit. Tapi kalau aku ingin lagi, aku tidak bisa menyentuhmu dulu Sayang..."

"Aisss kau benar. Jangan dulu. Masih sakit."

Gavino tersenyum, memeluk Alena erat.

"Gavino?"

"Hm?"

"Apa kemarin kau benar-benar ke club malam?"

Gavino menatap lekat Alena. "Sayang.... Jangan pernah percaya pada Teresa. Aku mohon. Kenapa kau mudah sekali percaya padanya hm? Aku tidak pernah ke tempat seperti itu.."

"Hmmmm... Sungguh?"

"Sungguh Sayang..." Gavino kembali memeluk erat istrinya, menciumi wajah cantik itu.

DARK ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang