Cacing🔞

2.3K 97 46
                                    

Ponsel Gavino berdering ketika ia tengah melototi layar komputernya.

Dari Nathaniel.

Tanpa ragu, Gavino mengangkatnya. "Halo?"

"Daddy! Bisakah Daddy menjemput kami sekarang?"

Gavino melirik jam dinding. "Masih pukul 1 siang. Kalian tidak les?"

iPhone Nathan bergerak.

"Daddyyyyyyyy!" Suara tangisan Jasmine.

Demi mendengar itu, Gavino langsung membelalakkan mata. "Oke. Daddy jemput kalian di sekolah sekarang. Tunggu."

"Okey, Daddy."

Telfon dimatikan.

Dengan cepat, Gavino meraih jas kerjanya sambil menekan tombol 0 di telfon.

"Yes, Mister?"

"Mona! Tolong suruh Sekretaris, siapapun itu, bereskan meja kerja saya, dan lanjutkan pekerjaan saya hari ini. Saya ada kepentingan mendadak."

"Baik, Tuan."

Gavino terburu-buru menuju ke mobilnya, melesat menjemput Si Kembar.

Ia cemas, sejak mendengar anak gadisnya menangis berteriak.


Sesampainya di Lawrence Elementary School, Gavino melihat Nathan menggandeng tangan Jasmine yang tengah menangis kencang, berlari memasuki mobil.

Tak perlu menunggu lama, mobil Rolls-Royce Cullinan hitam itu sudah melesat menuju ke rumah.

"Nathan, ada apa dengan Jasmine?" Tanya Gavino serius.

Nathan hanya tersenyum lebar, menatap saudara kembarnya yang masih menangis kencang, menutupi wajahnya dengan tangan.

"Nathan! Ada apa? Kenapa Jasmine menangis seperti itu?"

"Nathan jelaskan di rumah, Daddy."

Gavino menghela nafas, membelai lembut rambut putrinya. "Jasmine... Sudah... Tidak apa-apa, jangan menangis. Ada Daddy disini..."

Gadis itu masih menangis.

Alena membuka pintu rumah ketika mendengar suara mobil Gavino.

"Loh? Kalian sudah pulang? Tidak les?"

Jasmine berlari menghambur memeluk Mommy-nya, menangis keras.

Alena terkejut. Menatap Gavino. "Kenapa?"

Gavino mengangkat bahu, menatap Nathan yang tersenyum penuh arti.

Mereka ber-4 duduk di ruang keluarga.

Jasmine masih memeluk erat Alena, tangisannya mulai mereda.

"Nathan? Jelaskan. Ada apa sebenarnya?" Tanya Gavino serius.

"Tadi. Di sekolah.."

"Simon...." Potong Jasmine, membuat kedua orang tuanya menoleh.

"Simon siapa?" Tanya Alena.

"Teman kelas kami, Mommy." Jawab Nathan. "Dia menyukai Jasmine."

Alena dan Gavino ternganga.

"Oke. Kalian masih kelas 5 SD. Kenapa tau soal suka menyukai?"

Nathan mengangkat bahu. "Simon sering menggoda Jasmine."

Alena dan Gavino beralih menatap anak gadisnya.

Jasmine yang masih sesenggukan berusaha menceritakan. "Tadi... Saat istirahat... Jasmine tidak mau keluar... Nathan bersama teman-teman... Simon.. Simon menggoda Jasmine... Simon..."

DARK ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang