Lemon Tea

1.9K 121 21
                                    

Kriiiiinggggggggg

Alena melebarkan mata. Ia terbangun karena jam bekernya sendiri.

"Emmmmmm Gavino...."

"Hm."

"Bangun."

"Hmmmm moh." Gavino semakin memeluk erat gulingnya, membelakangi Alena.

"Gavino, ayo bangun. Sudah pagi. Kamu sudah janji ingin menemaniku memasak."

"Emmmmmm ngantuk, Sayang..."

Alena menghela nafas. "Ya sudah. Aku ke dapur dulu. Jangan cemberut kalau kutinggal."

Belum sempat ia turun, Gavino langsung menarik tangannya.

"Mmmm ayo buat anak."

Ia menarik tangan Alena hingga istrinya itu terjatuh di atasnya, dan dengan leluasa ia melumat bibir Alena.

"Mm!"

Tiba-tiba ponsel Gavino berdering, membuat mereka berdua terkejut.

Gavino langsung membuka matanya. "Siapa? Siapa telfon? Kau kenapa gemar sekali menciumku ketika aku tidur Sayang?"

"Apa? Aku tidak menciummu, kau yang menarik tanganku!"

Gavino menyipitkan matanya. "Oh yaaaa? Aku rasa kau yang sengaja menciumku. Ahh kalau memang ingin, bangunkan saja aku. Tinggal minta saja. Jangan diam-diam Sayang..."

Alena menghela nafas. "Angkat dulu telfon itu. Dari siapa?"

Gavino mengambil ponselnya yang ada di meja. "Oh? Dari Bella, Sekretarisku."

Ia mengangkatnya. "Halo Bella?"

"Tuan, mohon maaf mengganggu waktu istirahat Tuan menelfon sepagi ini, Mr.Lerro sedang perjalanan kemari. Beliau baru saja sampai pagi tadi."

Gavino membelalakkan mata. "Dia bilang dia datang seminggu lagi?"

"Saya juga tidak tau, Tuan."

"Astaga orang itu mengganggu bulan madu saja."

Alena mendengarkan percakapan itu.

"Mr.Lerro meminta rapat hari ini juga Tuan."

Gavino menghela nafas. "Baiklah."

Telfon ditutup.

"Kenapa Sayang?" Tanya Alena.

Bukannya menjawab, Gavino malah pura-pura menangis sambil memeluk istrinya itu dengan manjanya.

"Heh! Kenapa?"

"Aaaaaaa aku harus ke kantor pagi ini Sayang.... Ada klien besar yang mendadak mengadakan rapat hari ini."

"Oke. Aku segera siapkan sarapan. Kau mandilah."

"Tidak mau! Aku tidak mau meninggalkanmu."

"Ya ampun Gavino... Itu kan pekerjaanmu. Aku tidak apa-apa kok."

"Kau tidak apa-apa aku tinggal? Nanti kau sendirian Sayang..." Rengek Gavino.

"Aku tidak apa-apa. Aku akan ke rumah Kak Alisha mungkin. Aku akan mengabarimu."

"Janji?!"

"Janji, Sayang.... Kau butuh bekal?"

"Butuh. Siapa yang akan menolak bekal dari Istri Cantik ini?" Gavino mencolek hidung istrinya.

Alena tersenyum. "Baiklah. Aku siapkan air hangat untukmu, seragam, lalu aku siapkan sarapan dan bekalmu. Mau request makanan?"

"Tidak, Sayang... Sudah lebih dari cukup."

DARK ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang