Semua sudah siap.
Alena memastikan tidak ada yang tertinggal.
"Sudah siap?" Gavino keluar dari Ruang Wardrobe sembari merapikan rambutnya.
Ia mengecup bibir Alena.
Sejak berbaikan, ia suka sekali mencium istrinya. Tidak bisa lepas rasanya.
"Sudah." Jawab Alena ragu.
"Yakiiiiiiiiiiin?" Gavino tersenyum jahil, sengaja menggoda.
Istrinya itu tersenyum, memukul pundaknya pelan.
"Sudah. Ayo berangkat. Nanti terlambat."
Tanpa menunggu Alena menarik satu koper berisi baju dan barang-barangnya.
Gavino tersenyum, menarik koper lain miliknya. "Bilang aja nggak sabar pingin malam pertama lagi." Ucapnya pelan.
Gavino mengurus semuanya di Bandara Internasional yang dibangun oleh perusahaannya kala itu.
Sedangkan Alena dengan santai menikmati es krimnya.
Setelah beres, mereka berdua segera memasuki Ruang VIP pesawat.
"Waaah kau memesan yang VIP?" Tanya Alena.
"Kan tertulis di tiket, Sayang."
"Aku tidak membacanya."
Gavino menghela nafas. "Ada potongan biaya untukku. Harus ada lah! Aku yang membangun Bandara ini."
Alena tersenyum. "Sombong."
Gavino tertawa gemas.
Pukul 4 sore pesawat mereka lepas landas, menuju ke Roma, Italia.
Malam hari sesampainya di Roma, Italia.
Gavino menyewa sebuah mobil Porsche Cayenne berwarna putih selama di Roma, yang diantar oleh sebuah supir.
"Saya sudah membayar di awal, kepada bosmu. Terimakasih." Ucap Gavino dengan bahasa Inggris.
Supir itu mengangguk, menyerahkan kunci mobil itu kepada Gavino, lalu pergi entah kemana. Mungkin bersama temannya.
Gavino segera memasukkan dua koper bawaannya, lalu membukakan pintu untuk Alena.
"Kau suka?"
Alena mengangguk, membuat Gavino tersenyum senang.
Mereka segera melesat menuju ke hotel tujuan.
"Malam ini, kita kemana Sayang?" Tanya Gavino.
"Mmmmm istirahat saja bagaimana? Besok pagi baru kita jalan-jalan."
Gavino tersenyum, membelai lembut rambut istrinya. "Ide yang bagus. Aku juga lelah. Kita istirahat saja."
Ia suka Alena tidak memaksakan diri seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...