Dengan hati-hati, Gavino dan Alexi menuju ke bagian belakang barat rumah besar itu.
Sedangkan Saga dan Jovan berada di timur.
Mereka langsung menuju ke tempat istirahat Alphonse Capone, ayah Joel.
Gavino dan Alexi dengan fokus menuju ke bagian dapur.
"Aman?" Tanya Gavino.
"Sebentar." Alexi melihat seorang wanita tengah berada disana, dan berlalu.
"Oke. Aman."
Mereka dengan lihai langsung menuju ke lantai dua, dan bersembunyi di balik pintu gudang.
Ini benar-benar aksi yang nekat.
Tapi terpaksa dilakukan karena aksi dadakan, dan Gavino belum sempat mempelajari peta markas Capone disini.
"Gue nggak tau kamarnya dimana." Bisik Gavino.
"Coba disana." Alexi menunjuk satu kamar, mengintip lewat celah pintu.
Tiba-tiba mereka mendengar suara Joel dengan salah satu anggotanya.
"Bawakan baju ganti untuk Alena."
"Siap, Tuan."
Joel menuju ke kamarnya.
Gavino merengut. "Apa?! Siapa yang mau menggantikan baju Alena? Enak saja! Alena milikku!!"
Ia dan Alexi memperhatikan salah satu anggota Capone itu membawakan baju untuk perempuan, lalu memasuki sebuah kamar.
"Pasti itu kamar Alena."
Alexi mengangguk setuju.
"TUAN JOEL!!!!"
Teriakan beberapa anggota Capone menggema di rumah itu.
Joel keluar dari kamarnya.
"Tuan Alphonse dibunuh!!!"
"Apa?!" Joel setengah mati terkejut.
"Beliau telah tewas di balkon kamarnya, Tuan."
Tubuh Joel benar-benar bergetar. "Kalian sempat melihat pembunuhnya?"
"Kita tidak melihat, pelakunya telah kabur, Tuan."
"Arghhh shit. MARK!!! JOSHUA!!! NIAL!!!!!!"
Joel berseru memanggil ketiga orang pentingnya, hingga mereka mengikutinya menuju ke kamar ayahnya.
Semua anggota Capone menuju ke arah timur, tempat Alphonse berada, hingga tidak ada yang menjaga di sekitar kamar Alena.
Hingga memastikan situasi aman, dan semua anggota Capone lalai, Gavino dan Alexi dengan cepat menuju ke kamar tempat Alena berada.
Ia membuka pintu kamar itu sedangkan Alexi menjaga situasi di depan pintu kamar.
Gavino tersentuh melihat Alena tertidur dengan anggun di ranjang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...