"AAAAAA!!!" Teriak Alena kesakitan.
Ia menangis.
Gavino bingung. Pontang-panting harus bagaimana.
"Huhhhh! Huuuuuh!" Ibu hamil itu berusaha mengatur nafasnya.
Gagal. Ia menangis lagi.
"Gavino.... Tolong aku..."
Cukup sudah.
Gavino menghela nafas panjang. Meraih ponselnya. "Halo, Dr.Julie?"
"Ada apa Tuan?"
"Saya menuju ke Jewish Hospital sekarang. Tolong, istri saya."
"Oh, baik! Saya tunggu."
Setelah menyimpan ponsel di saku celananya, Gavino mengangkat tubuh Alena sekuat tenaga, membawanya ke mobil.
"Mau jalan-jalan?"
"Kenapa disaat sakit seperti ini kau berfikir jalan-jalan? Kita ke rumah sakit!"
"Aaaaaaaaaa tidak mau.....!"
"Aiissss Sayang...."
Setelah memasangkan sabuk pengaman, Gavino langsung melesatkan mobilnya ke Jewish Hospital.
Ia melirik ke samping.
Alena masih merintih kesakitan. Wanita itu menangis, juga berkeringat.
"Oh astaga.... Sabar Sayang, sabar.."
Istrinya terus meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.
Gavino tidak tega. Benar-benar tidak tega.
Sudah memasuki 6 bulan kehamilan.
Selain Alena sering mengeluh merasa berat, mudah lelah ketika berdiri terlalu lama, ia juga suka mengeluh kesakitan.
Gavino bisa menenangkannya.
Tapi untuk kali ini, ia benar-benar butuh dokter.
Sampai di Jewish Hospital, brankar telah siap.
Perawat langsung membaringkan tubuh Alena di atas, dan mendorongnya menuju ke IGD.
"Tuhan... Aku mohon. Jangan sampai serius."
Dr.Julie muncul.
Tanpa banyak bicara, ia mengangkat dress pendek Alena hingga perut buncitnya terlihat.
Lalu langsung memeriksanya.
Gavino menggigit bibir bawahnya. Merapal doa sebanyak mungkin, sembari memperhatikan istrinya.
Alena sedikit membaik. Tangisannya hilang.
Perawat mengelap keringat dan air mata di sekitar wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...