Dosis kopi mempengaruhi Alena.
Ia memijat keningnya. Pusing. Tidak tidur semalaman.
Tidak merasa mengantuk sama sekali.
Melirik jam.
Pukul 11 pagi.
"Gila. 18 jam yang gila."
Alena merapatkan jaketnya.
Ia hanya memakai bra dan boxer hitam, dilapisi jaket hitam karena udara cukup dingin.
Dan sedang menunggu Gavino yang tengah mandi.
Karena bosan, Alena memutuskan untuk turun dari kasur.
Sakit. Selangkangannya sakit. Miss V-nya panas dan perih. Sakit sekali.
Perut bagian bawahnya juga cukup sakit. Mungkin sedikit kram.
Ia berpegangan pada meja dan kursi kamar, berusaha berjalan menuju ke balkon.
Menikmati pemandangan.
Ia merasa sedikit mual dan demam.
Bagaimana tidak, 18 jam tanpa jeda dan istirahat.
Tentu saja berpengaruh pada imunnya.
Suara kamar mandi terbuka.
"Sayang?" Panggil Gavino.
Ia yang hanya melilitkan handuk di perut langsung terhenti ketika melihat Alena berdiri membelakangi cahaya matahari.
"Kau.... Seksi sekali." Ucap Gavino penuh gairah.
Alena berjalan perlahan-lahan menemui suaminya.
Gavino tersenyum. "Susah jalan?"
Istrinya itu mengangguk.
"Sakit?"
Istrinya mengangguk lagi.
"Kau lapar?"
Kali ini, ia menggeleng.
Alena melepas jaket hitamnya, mengalungkan tangan ke tengkuk leher Gavino.
"Kau bilang aku seksi? Tidak. Kau lah yang seksi dengan handuk ini."
Dengan nakal ia menyundulkan dengkulnya ke antara kedua kaki Gavino, hingga lilitan handuk itu terlepas dan jatuh ke lantai.
Pria itu telanjang.
Gavino tersenyum, memperhatikan istrinya lamat-lamat.
Ia memainkan jarinya di belahan dada Alena, membuat wanita itu geli.
Perlahan, ia melepas kaitan bra istrinya, lalu menjatuhkannya ke lantai.
"Lepas.." Gavino melirik boxer Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL
Romance[TAMAT] Gavino menyanggupi tugas yang diberikan Mafioso kepadanya. Namun tepat pertama kali ia melihat sasarannya, jantungnya berdesir. Dan sejak tatapan pertama, ia tidak bisa menghilangkan gadis itu dari pikirannya, walaupun fakta orang tua gadis...