Di pagi hari yang cerah ini. Yang di terangi oleh sinar matahari pagi yang hangat. Bahkan terlihat kupu-kupu yang sedang terbang kesana kemari dan hinggap di beberapa bunga-bunga yang indah yang berada di taman istana Garnet.
Sedangkan penghuni istana Garnet sendiri tampak sibuk mengurusi beberapa dokumen-dokumen penting negara. Yah Claude sedang berkencan dengan lembaran-lembaran kertas tercintanya yang di temani oleh ksatria penjaganya sekaligus tangan kanannya Felix Rovein.
Terlihat dari tangannya yang tak berhenti untuk menulis sesuatu di atas lembaran kertas. Mengecek-nya beberapa kali kemudian dibubuhkan tanda tangannya.
'Kurang lebih tujuh bulan aku tidak menemui anak itu. Apa dia baik-baik saja?'
Terlihat Claude yang sedang memandangi kertas dengan tatapan kosong.
Felix yang berada di belakang Claude mengerutkan dahi bingung akan perubahan raut wajah tuannya.
"Maaf yang mulia apa ada yang sedang Anda pikirkan?" Tanya Felix yang membuat Claude sadar dari lamunannya.
"Hmm apa anak itu baik-baik saja?"
"Maksud Anda Pangeran?" Ucap Felix sambil tersenyum ke arah Claude.
Tidak mendapat respon apapun dari Claude tapi Felix tetap melanjutkan ucapanya.
"Ekhem ka-kalau Anda ingin mengetahui keadaan pangeran, lebih baik Anda berkunjung ke istana-nya saja yang mulia." Ucap Felix memberi saran terhadap Claude.
Claude hanya diam sambil terus memikirkan ucapan Felix barusan.
"Lagipula Anda tidak menemui pengeran kurang lebih tujuh bulan. Bagaimana kalau pangeran melupakan An-"
"Baiklah ayo kesana." Potong Claude cepat sebelum Felix menyelesaikan ucapanya.
Sedangkan Felix, ia hanya tersenyum saja. Karna berpikir usahanya tidak sia-sia untuk membujuk Claude menemui putranya.
'Apa-apaan yang dia ucapkan tadi?! Anak itu akan melupakanku?! Tidak mungkin!! Aku ini Ayahnya!' Pikir Claude kesal terhadap apa yang diucapkan Felix barusan.
***
Sedangkan di istana Azure terlihat seorang bayi laki-laki yang kini usianya tujuh bulan sedang bermain dengan ditemani oleh ibu asuhnya.
Abigail dibiarkan tinggal di istana Azure untuk sementara atas perintah Claude. Dengan Clara yang menjadi pengasuhnya atas keinginan mendiang istrinya.
Tapi sampai sekarang Claude tidak pernah mengunjungi putranya. Itu membuat Clara merasa cemas. Cemas karena takut pangeran diabaikan dan tidak mendapat belas kasih dari Ayahnya sendiri seperti keinginan mendiang Ratu Obelia sekaligus sahabatnya saat sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
'Huftt.. kuharap yang mulia Raja menyayangi pangeran seperti keinginan mendiang Ratu.' Pikirnya yang terus memperhatikan Abigail yang sedang bermain.
Tapi tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka menampilkan sesosok dua pria tinggi. Yah mereka adalah Claude dan Felix.
"Salam berkat dan hormat kepada matahari Obelia. Semoga kemakmuran Obelia selalu bersama Anda yang mulia." Hormat Clara yang terkejut karna kedatangan Claude.
"Hmm." Balas Claude singkat.
"Apa yang mulia ingin bertemu dengan pangeran?" Ucap Clara sopan.
Sungguh jauh didalam lubuk hati Clara merasa senang dengan situasi ini. Akhirnya Claude mengunjungi putranya.
'Akhirnya yang mulia menemui pengeran.' Pikirnya tersenyum senang.
Tidak mendapat respon apapun dari Claude, karna ia daritadi terus memandangi Abigail yang sedang duduk dibawah sambil memegangi beberapa mainan yang sedang ia mainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]
FantasyMenjadi Kakak Laki-laki dari seorang putri Athanasia?? Kok bisaaaa..!!! Jangan Lupa Follow Sebelum Membaca..!! DI LARANG MELAKUKAN PLAGIAT, COPY PASTE, DAN LAIN SEBAGAINYA..!!! WMMAP Original by Spoon,Plutus. WMMAP fanfic by Me Maaf jika ada kata-ka...