39. Jennete Diperkenalkan(?)

2.5K 376 35
                                    

Sore hari menjelang malam. Langit jingga bahkan akan segera digantikan dengan langit gelap. Kini diIstana Shapire lebih tepatnya dikamar tamu yang ditempati Jennete.

Terlihat Jennete sudah siap dengan gaun biru mudanya yang indah. Dengan rambut cokelatnya yang dibiarkan tergerai indah. Serta ia memakai tiara indah diatas kepalanya sebagai penghias tatanan rambutnya.

Ia berdiri didepan cermin menatap penampilannya hari ini. Jennete juga mengibaskan gaunnya kekanan dan kekiri dengan bibir yang tersenyum indah. Jennete juga berlatih memberi salam dengan anggun didepan cerminnya.

"Segala keagungan bagi matahari Obelia. Selamat malam Ayahanda. Hehehe." Kata Jennete berlatih memberi hormat ala bangsawannya.

Jennete yang tengah asyik sendiri tidak menyadari bahwa pintu telah diketuk seseorang beberapa kali.

Tok.. Tok.. Tok..

Jennete sedikit tersentak kala pintu diketuk sangat keras. Ia buru-buru mendekat kearah pintu dan membukanya.

"Eh? Ijekiel?" Katanya setelah membuka pintu kamarnya.

Jennete memasang senyum cerianya dan mempersilahkan Ijekiel masuk.

"Kau sudah siap Jennete? Aku akan meng-escortmu sesuai perintah Ayah." Kata Ijekiel dengan mengulurkan sebelah tangannya.

Jennete menatap tangan Ijekiel dengan wajah berbinar, kemudian ia menerima uluran tangan tersebut dengan senyum manis terpatri dibibirnya.

"Terima kasih Ijekiel." Katanya.

"Hmm. Semoga kau bahagia diacara banquet malam ini." Kata Ijekiel tersenyum.

Walau Ijekiel tersenyum ada sedikit rasa bersalah dan kekhawatiran diwajahnya.

'Kuharap Tuan Putri baik-baik saja.' Pikir Ijekiel dengan wajah sendu.

"Ayo Jennete kita keruangan Ayah. Sebelum menuju ke ballroom Istana Amesthy." Kata Ijekiel berjalan sambil menggandeng tangan Jennete menuju ruangan Ayahnya.

***

Kini diIstana Emerland Istana sang putri. Terlihat Athanasia yang sudah siap dengan gaun merahnya dengan dihiasi sepasang jubah kecil transparan yang melekat pas ditubuh rampingnya.

Rambutnya dikepang setengah dan sisanya ia geraikan. Tiara dengan permata yang senada pun sudah terpasang diatas kepalanya. Serta sepatu kaca berwarna merah transparan dengan bunga mawar yang terbuat dari kaca sebagai penghiasnya.

Malam ini penampilan Athanasia benar-benar menawan. Ia berjalan menuruni anak tangga dengan ditemani oleh Felix. Dapat dilihat dibawah sana, terlihat Lucas sudah menunggunya dengan pakaian formalnya.

Lucas berdiri dihalaman depan Istana Emerland sambil memperbaiki kancing dilengan bajunya. Ia menggunakan kemeja hitam dengan dibalut jas berwarna merah yang hanya disampirkan saja. Rambutnya ia tata sedemikian rupa.

Lucas yang menundukan kepalanya, telinganya mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat kearahnya. Kemudian ia perlahan mendongak dan menatap siapa orang yang datang menghampirinya.

Dapat dilihat Athanasia yang turun dari anak tangga menuju teras depan Istana. Lucas terus menatap Athanasia tanpa berkedip hingga tanpa sadar objek yang ditatap sudah berdiri tepat dihadapannya.

Athanasia melambaikan tangannya didepan wajah Lucas dan mencoba menepuk bahunya. Lucas sedikit tersentak karena kaget.

"Eh Athanasia kau sudah siap?" Katanya dengan wajah yang sedikit merah.

"Iya aku sudah siap. Apa segitu cantiknya ya aku, sampai membuat penyihir hebat ini terpana akan kecantikanku?" Kata Athanasia dengan menaik turunkan sebelah alisnya.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang