Hai aku Up😁
Langsung aja baca..!
Selamat Mambaca..!
-------------------------------------------------------------------
Disudut suatu taman yang berada di Istana Shapire. Terlihat sebuah meja dan kursi yang sudah tersusun sedemikian rupa. Jennete seharian ini, dirinya benar-benar berjuang keras untuk bisa melaksanakan pesta teh impiannya.
Hitung-hitung sekalian dirinya sambil belajar cara mengadakan pesta teh yang sempurna, sebelum ia berhasil diakui dan tinggal bersama Ayahnya didalam sebuah Istana. Membayangkannya saja sudah membuat dirinya tersenyum cerah.
Jennete Magrhita memperhatikan sekali lagi persiapan pesta teh miliknya dengan senyuman yang terhias dibibirnya. Sebuah meja bundar dan kursi yang mewah terlihat sudah tersusun sempurna, diatas mejanya sudah terdapat perlengkapan minum teh lengkap dengan berbagai jenis hidangan kue yang menggugah selera, seperti pastry, biskuit, cake, roti, dan masih banyak lagi.
Jennete terlihat tersenyum puas akan hasil usahanya bersama para pelayan Istana Shapire untuk menyiapkan semua ini.
"Nona, menurut Anda, apa masih ada yang kurang?"
Jennete sedikit tersentak dari kekagumannya saat seorang pelayan menanyainya.
"Hmm.." Jennete terlihat memerhatikan dan sedikit meneliti apakah masih ada yang harus ia tambahkan.
"Oh! Bila perlu tambahkan hiasan bunga kuning diatas setiap sapu tangan itu."
Pelayan itu hanya mengganggukan kepalanya saja. Dan Jennete semakin senang dan antusias untuk pesta teh pertamanya. Rasanya dirinya berhasil untuk mengadakan pesta teh impiannya.
Pamannya pasti akan merasa bangga pada dirinya. Sebenarnya gadis itu bukan hanya sekedar mengadakan pesta teh kecil untuk mengobrolkan hal-hal biasa. Tapi Jennete berniat membangun sebuah koneksi dengan gadis-gadis yang ia undang dalam pesta tehnya.
Menepati ucapannya kemarin, Jennete harus bisa menjalin hubungan baik dengan para bangsawan untuk membantu mempertahankan posisinya. Ia butuh dukungan politik. Menurut dari apa yang dikatakan Pamannya, dirinya baru bisa diakui sebagai Putri Obelia jika Kaisar sudah terbangun dan kembali memerintah.
Tidak banyak orang yang mengetahui kondisi Claude yang sebenarnya sedang terbaring sakit didalam istananya, hanya Jennete, Pamannya dan Ijekiel saja yang mengetahui, karena pada waktu itu mereka masih tertahan didalam sebuah ruangan bersama Claude dan melihat kejadian mengerikan itu di depan matanya.
Maka dari itu sebelum Claude benar-benar bangun, Jennete harus berhasil menarik gadis-gadis bangsawan itu untuk berada dipihaknya. Jennete yakin cepat atau lambat, ketika Claude terbangun pasti dirinya akan langsung didepak dari Istana.
Melihat reaksi Claude yang seperti membenci dirinya pada waktu perkenalannya diacara banquet penutupan berburu, sudah menjadi pertanda buruk untuknya dalam menggapai impiannya sedari kecil, yaitu memiliki keluarga.
Walau Claude, Ayahnya membencinya atau tidak ingin melihat dirinya. Tapi, jika Jennete sedikit berusaha keras pasti semuanya akan terwujud, dan Claude pasti akan mengakui dirinya sebagai Putrinya juga. Jennete sudah bertekad akan menggapai apa yang seharusnya dirinya miliki dan membangun keluarga kecil yang dirinya impikan.
"Lady?"
Jennete kembali dibuat tersentak, kala ada sebuah tangan seseorang yang memegang bahunya. Jennete menoleh kearah belakang dan melihat seseorang yang beberapa hari lalu mengajak dirinya berbicara.
"Tuan Carax!"
Orang itu hanya memasang ekspresi tenangnya dan tersenyum penuh arti ketika menatap Jennete.
KAMU SEDANG MEMBACA
Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]
FantasíaMenjadi Kakak Laki-laki dari seorang putri Athanasia?? Kok bisaaaa..!!! Jangan Lupa Follow Sebelum Membaca..!! DI LARANG MELAKUKAN PLAGIAT, COPY PASTE, DAN LAIN SEBAGAINYA..!!! WMMAP Original by Spoon,Plutus. WMMAP fanfic by Me Maaf jika ada kata-ka...