Gelap..
Aku tak bisa melihat apa-apa. Karena disini benar-benar gelap.
Aku berusaha mencari cahaya namun tak menemukannya.
Dimana ini?
Apa aku sedang berada dialam baka?
Jadi seperti inikah rasanya di alam baka?
Setelah lama bergelut dengan pemikiran sendiri, tiba-tiba munculah sebuah cahaya yang sedikit demi sedikit menjadi terang hingga menyilaukan mata.
Setelah cahaya itu hilang aku mencoba membuka mataku.
Hal pertama yang kulihat adalah aku sedang berada dalam dekapan seorang wanita cantik berambut putih silver dan bermanik biru keemasan."Putraku sangat tampan." Ucap wanita itu sambil mengelus kepalaku yang membuatku memejamkan mata lagi.
Selama memejamkan mata aku merasakan sesak didada, seperti rasa sesak yang akan di tinggalkan oleh seseorang yang begitu berarti dalam hidupku.
Aku yang mulai tak nyaman membuka mata kembali dan melihat wanita itu tersenyum kearahku. Aku membalas senyuman itu, yah senyuman manis dari Ibuku wanita cantik yang aku lihat ini.
Perlahan mata wanita itu menutup dengan bibir yang masih tersenyum. Seolah-olah mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
***
Setelah tiga hari berlalu atas kematian wanita itu yang adalah Ibuku di dunia ini. Aku baru menyadari sesuatu.
'Kenapa tanganku menjadi kecil seperti ini? Apa aku menjadi bayi lagi? Ini benar-benar konyol.' Pikirku bingung sambil mengangkat tanganku ke udara.
'Dan juga tempat ini benar-benar luas dan berkilau. Bahkan lebih luas dari kamarku yang sebelumnya.'
'Eh tunggu, sepertinya aku agak familiar dengan tempat ini?'
'Ah gak mungkin, itu konyol. Masa iya aku berada dizaman kerajaan yang jauh sebelum modern.'
Aku yang sedang berpikir tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam ruangan ini.
"Pangeran anda sudah bangun yah?" Ucap wanita itu sambil mengangkat tubuhku supaya berada dalam gendonganya. Dan aku hanya menatap bingung ke arahnya.
"Ah, hamba lupa, perkenalkan nama saya Clara Darmian. Saya berasal dari keluarga Count Darmian."
"Anda boleh memanggil saya Clara. Saya akan menjadi ibu asuh pangeran atas permintaan permaisuri." Ucap wanita itu yang bernama Clara sambil menyodorkan sebotol susu ke arahku.
'Hmm pangeran. APAA PANGERAN!!! Yang benar saja?!'
Uhukk..
Uhukk..
"Pangeran apa anda baik-baik saja. Minumlah dengan dengan hati-hati." Clara mengusap punggungku khawatir gara-gara aku tersedak saat minum susu.
'Aku baik-baik saja yang tidak baik-baik saja adalah pikiranku.'
'Aku pengeran dari negara mana? Jadi benar dong aku terlahir kembali menjadi seorang pengeran pada zaman dulu.' Pikirku menangis dalam hati.
Setelah batukku reda aku melanjutkan acara minum susuku. Dengan Clara yang terus memperhatikan supaya aku tidak tersedak lagi.
Suasana hening hingga beberapa saat membuat kantuku datang. Tapi tak lama kemudian ada suara pintu terbuka dengan keras. Dan kemudian aku merasakan bahwa di bagian leher seperti disentuh oleh seseorang tidak lebih tepatnya dicekik.
Aku yang terganggu pun membuka mata. Dan betapa terkejutnya setelah menatap orang yang ada dihadapanku.
Seorang pria dengan surai emas blonde dan manik mata berwarna biru permata.
'Hahh tidak mungkin. Masa ia adalah Claude. Claude de Alger Obelia, orang yang ada didalam cerita komik yang ditujukan sepupuku waktu itu.'
'Huhuhu masa aku jadi anaknya. Gimana kalo aku mati lagi? Sekarang aja dia sedang mencekik leherku.'
"Kau Matilah."
Aku yang sedang panik dalam pikiran namun tetap berusaha mempertahankan ekspresi tenangku pun bertambah panik setelah Claude mengatakan kalimat keramat itu.
Tanpa sadar aku menyunggingkan senyum dibibirku. Seolah-olah senyum itu adalah senyum senang ketika melihat Ayahnya datang.
'Bodoh kenapa aku tersenyum?! Jika dia tambah ingin membunuhku gimana?'
Aku yang panik sendiri dalam pikiranku dibuat tidak percaya dengan kata-kata Claude selanjutnya.
"Menarik.. Anak ini sungguh menarik."
Aku merasakan tangannya yang berada dileherku mulai merenggang. Dan aku hanya bisa menghela nafas lega secara diam-diam. Ku lihat ia sedang memikirkan sesuatu.
"Abigail."
'Huh.. dia bilang apa?!' Pikirku sambil menatap ke arah Claude.
"Namanya Abigail de Alger Obelia."
"Aku tau pasti wanita itu belum memberinya nama."
Setelah mengucapkan itu ia berbalik badan pergi meninggalkan aku dan Clara.
'Hemm namaku Abigail yah. Tidak buruk juga.'
Aku melihat Clara menghembuskan nafas lega setelah kepergian Claude.
"Huhuhu.. pangeran anda benar-benar pintar."
"Untung saja pangeran tidak menangis saat menghadapi yang mulai."
"Saya khawatir jika pangeran kenapa-kenapa." Ucap Clara sambil terus mengelus puncak kepalaku.
'Hei jika kau ingin tahu, aku disini rasanya ingin mati akibat menahan rasa takutku tau.'
"Syukurlah Pangeran baik-baik saja." Ucap Clara sambil menciumi pipi gembulku.
'Hah.. sepertinya aku harus mulai terbiasa dengan keadaan seperti ini.'
***
Beberapa haripun berlalu setelah pertemuanku dengan Claude. Kini usiaku sudah genap satu bulan aku hidup disini.
Aku mulai merencanakan sesuatu didalam pikiranku untuk menghadapi masa depan. Dan berusaha mengingat-ingat cerita komik online tersebut.
'Didalam komik Sibap itu aku tidak ada. Apa kemungkinan alur ceritanya akan berbeda?'
'Kalau begitu aku akan menjadi kakak Athanasia dong. Setelah Claude bertemu Diana mungkin.'
'Hmm kalau begitu aku harus mencegah Claude supaya tidak hilang ingat. Kalau tidak, bisa-bisa hidupku dan Athanasia terancam.'
Oeekk..
Oeekk..
Oeekk..
'Ah aku benar-benar belum terbiasa dengan tubuh ini.'
'Waktunya ganti popok.. Ukhh maluu.'
Jangan lupa vote dan komen ya kakak-kakak readers sekalian..
Thanks😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]
FantasyMenjadi Kakak Laki-laki dari seorang putri Athanasia?? Kok bisaaaa..!!! Jangan Lupa Follow Sebelum Membaca..!! DI LARANG MELAKUKAN PLAGIAT, COPY PASTE, DAN LAIN SEBAGAINYA..!!! WMMAP Original by Spoon,Plutus. WMMAP fanfic by Me Maaf jika ada kata-ka...