5. Waktu bersama.

8.3K 989 209
                                    

Terlihat jelas taman yang indah dan luas serta dihiasi dengan berbagai macam bunga warna-warni. Kesejukan taman sangat terasa akibat terdapat beberapa pohon yang rindang dan berdaun lebat. Tak lupa banyak hewan bertubuh kecil seperti kupu-kupu, lebah dan burung yang sedang berkicau merdu. Benar-benar menambah kesan indah bagi taman tersebut.

Claude sedang membawaku ke taman yang entah aku tidak tahu dimana letaknya.

'Tujuh bulan aku hidup disini baru melihat taman seindah ini!'

'Walau taman di istana Azure lebih indah tapi taman di istana Garnet jauh lebih menenangkan.'

'Benar-benar sama persis dengan sifat Claude yang tenang.' Batinku sambil menatap Claude.

Setelah berjalan-jalan cukup lama, akhirnya Claude memerintahkan Felix untuk menggelar tikar dan menyiapkan beberapa cemilan untuk bayi tak lupa juga mainan bayi yang biasa ku mainkan.

Tak lama kemudian para pelayan datang atas perintah Felix. Menggelar tikar dibawah pohon yang rindang dan menaruh beberapa bantal didekat batang pohon untuk sandaran. Tak lupa beberapa cemilan dan teh pun telah disajikan.

Claude duduk didekat batang pohon sedangkan aku disampingnya sambil menggenggam biskuit bayi.

"Bu aaii uuu aaa."

'Kapan aku bisa berbahasa manusia haahhh..'

'Kata Clara kalau rajin latihan aku bisa berbicara dengan lancar.'

Aku terus mengoceh tidak jelas sambil memakan biskuitku. Tanpa sadar Claude dari tadi memperhatikanku. Aku hanya melempar senyum ke arahnya.

Tak lama kemudian Felix datang membawa beberapa mainanku.

"Ini mainan Anda Pangeran." Ucap Felix sambil tersenyum.

'Bah jangan tersenyum padaku! Aku jadi merinding melihat senyumu itu!'

Aku mengalihkan perhatianku dan menatap mainanku. Dan aku terfokus pada mainan baru.

'Wah ada mainan baru?'

'Apa ini? Puzzle? Hemm aku mau mencobanya.'

"Kau mau main itu?" Tanya Claude sambil ikut membuka bungkus mainan itu dan aku hanya mengangguk sebagai respon.

"Aaaaa." (Waahh)

Aku mulai menyusun kepingan puzzle itu tanpa bantuan siapapun. Dan akhirnya selesai setelah itu aku menunjukannya kepada Claude.

"Wah pangeran hebat. Pangeran bisa menyelesaikan kepingan puzzle dengan cepat bahkan tanpa bantuan sama sekali." Ucap Felix takjub.

Dan Claude hanya tersenyum tipis dan mengusap kepalaku.

"Hehehe."

'Jelas aku hebat orang jiwa ini udah 19 tahun hehehe.'

'Bagiku itu sih gampang.'

Tak hanya Felix dan Claude beberapa pelayan yang tak jauh dari tempat pun merasa takjub dan kagum kepadaku.

"Dadada..dadapa..papapa..Papa."

"Papa papa hehehe." Ucapku gembira sambil bertepuk tangan riang.

'Wah keajaiban apa lagi ini?! Aku udah bisa bilang kata Papa?'

'Wahh keren sekali diriku.'

"Wah pangeran sudah bisa memanggil yang mulia 'Papa' pintar sekali." Ucap Felix gembira.

"Coba Pangeran juga eja nama saya Fe.lix."

'Ugh orang ini maksa banget.'

"Eli eli hehehe."

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang