Kini Abigail sedang tiduran didekat kaca jendela besar transparan yang ada didalam kamarnya tanpa terhalangi oleh horden. Dengan bantal yang berada dikepalanya dan buku berada di atas wajahnya.
Ia sedang beristirahat setelah mengecek sebentar berkas-berkas laporan itu. Dan beralih menyerahkan semuanya kepada Lios untuk di berikan stempel.
Ia sedang memikirkan kejadian kemarin. Kejadian dimana Jennete mengatakan apa Claude merindukan Putrinya yang menghilang itu. Abigail tidak percaya respon Claude yang ternyata sedang memikirkan Adiknya itu.
'Harusnya hari ini Athanasia kembalikan? Setelah Jennete mengatakan seperti itu kepada Claude? Tapi kenapa belum ada tanda-tanda kedatangannya?' Pikir Abigail dengan alis mengkerut dibalik buku yang menutupi wajahnya itu.
Abigail mengambil buku yang ada diwajahnya kemudian membuangnya asal.
'Hahh aku benar-benar bosan. Hidupku seperti ini benar-benar membosankan!' Pikir Abigail menghela napas.
'Ingin mendekat dan menemui Claude tapi aku masih sedikit takut padanya. Aku harus apa sekarang?'
'Apalagi alur dimana membuat konflik ini semakin panas hampir dekat. Dan aku belum menyiapkan apapun untuk menghadapi konflik itu.' Pikir Abigail murung.
'Misalkan datang para pengganggu yang mencoba menyingkirkan aku dari tahta, sudah ada fraksi pendukungku yang siap membantuku. Tak kusangka usahaku untuk menarik banyak perhatian membuahkan hasil. Walaupun awalnya aku ragu.'
'Aku yakin tak lama lagi si putih akan mengenalkan Jennete. Entah itu sama persis di cerita WMMAP atau berbeda. Intinya aku sudah menguatkan posisiku sekarang.'
'Lagipula Lios pasti akan membantuku. Aku yakin dia pasti tidak akan suka jika ada yang mengganggu kehidupan tenangnya di Istana.' Pikir Abigail sambil memejamkan matanya.
Hingga tiba-tiba pintu kamar Abigail terbuka dengan sangat keras. Membuat dua orang yang ada didalam kamar berjingkat kaget.
"Hei kau ingin membelah pintu itu menjadi dua ya?" Sarkas Lios.
"Eh Putri? Kau kembali?" Kata Lios yang akhirnya sadar siapa orang yang berani membuka pintu itu dengan keras.
Athanasia hanya mengangguk pelan. Kemudian ia berjalan mendekat ke arah Kakaknya dengan wajah lesu entah karena apa.
"Athi kenapa dengan dirimu?" Kata Abigail setelah Athanasia duduk didekatnya.
Kemudian Athanasia ikut berbaring disamping tubuh Abigail dan memeluknya.
"Athi tidak apa-apa. Aku hanya capek." Kata Athanasia sambil menyamankan posisi tidurnya.
"Apa Ayah menyakitimu? Atau berkata yang membuat hatimu sakit? Coba katakan padaku Athi!" Kata Abigail yang masih khawatir dengan keadaan Athanasia.
Athanasia menghembuskan napas kasar.
"Kenapa Ayah terus memanggil Nona Magrhita? Kupikir Ayah memanggil Nona Magrhita hanya untuk mengucapkan terima kasih."
"Tapi kenapa bisa sampai sesering ini? Bahkan waktu itu aku tak sengaja melihat Ayah dan Nona Magrhita menghabiskan waktu bersama sambil minum teh didekat taman mawarku." Kata Athanasia semakin memeluk Abigail erat, untuk menyalurkan rasa kekesalannya.
'Oh pasti karena ia baru datang dan Claude langsung memanggil Jennete. Aku sedikit tahu perasaan Anak ini.' Pikir Abigail sambil mengelus surai emas Athanasia lembut.
Abigail dan Lios yang mendengar ucapan Athanasia mengangguk mengerti. Kemudian Lios berjalan mendekat ke arah Athanasia yang masih berbaring dengan memeluk Kakaknya. Ia mencoba menjelaskan kepada Athanasia alasan sebenarnya Claude sering memanggil Jennete.
KAMU SEDANG MEMBACA
Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]
FantasyMenjadi Kakak Laki-laki dari seorang putri Athanasia?? Kok bisaaaa..!!! Jangan Lupa Follow Sebelum Membaca..!! DI LARANG MELAKUKAN PLAGIAT, COPY PASTE, DAN LAIN SEBAGAINYA..!!! WMMAP Original by Spoon,Plutus. WMMAP fanfic by Me Maaf jika ada kata-ka...