34. Misi.

2.5K 359 11
                                    

Cuaca disiang hari ini sangat cerah. Terlihat langit biru terbentang luas diatas sana. Dan awan-awan putih yang bergerak pelan tertiup hembusan angin. Burung berterbangan kesana kemari sambil mengalunkan suaranya yang indah. Seolah-olah mereka menikmati hari ini.

Kini diperpustakaan pribadi milik Putri Obelia, terlihat seorang pemuda tampan berambut hitam legam dan bermata merah ruby sedang tiduran di atas lantai marmer dengan santainya.

Lucas tiduran di dekat jendela kaca besar transparan. Dengan bantal-bantal besar yang empuk sebagai alasnya. Jangan lupakan buku yang menutupi wajah tidurnya.

Sedangkan Putri Obelia itu sendiri sedang berdiri menatap Lucas dengan berkacak pinggang.

"Lucas bangun! Jika ingin bermalasan-malasan lebih baik dimenaramu saja sana. Istana tidak menggaji orang pemalas sepertimu." Kata Athanasia menghampiri Lucas.

Athanasia berjalan mendekati pemuda bujang fosil itu. Ia duduk disamping Lucas dengan memperhatikan kertas-kertas yang berada diatas perutnya.

Athanasia mengambil salah satu dari kertas-kertas itu kemudian membacanya.

'Hmm ini wilayah perbatasan. Sepertinya Lucas ditugaskan untuk menjaga wilayah perbatasan selama acara berburu berlangsung.' Pikir Athanasia setelah membaca isi dari kertas laporan itu.

'Itu artinya dia gak akan ikut berburu?' Pikirnya sambil menatap Lucas.

Athanasia yang masih sibuk membaca semua isi laporan itu tidak menyadari bahwa Lucas bergerak dalam tidurnya. Lucas berbalik menghadap Athanasia. Dengan tangannya yang meraba perut rata Athanasia kemudian memeluknya erat dari samping.

Kepalanya ia letakan diatas paha Athanasia dengan sedikit menggesekannya seperti sedang mencari kenyamanan dalam posisi tidurnya.

Athanasia hanya diam membisu, sesaat dia merasa seperti lupa caranya untuk bernapas. Apalagi sekarang kepala Lucas semakin mendekat menuju perutnya seperti ingin menciumnya.

Secara refleks Athanasia mendorong kepala Lucas hingga membentur lantai.

Dukk..!

"Apa yang kau lakukan dasar Lucas brengsek!!" Kata Athanasia sedikit menjauhkan posisi duduknya.

Lucas meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya yang sepertinya benjol. Akibat dorongan sayang dari Athanasia.

"Sakit.. eh ternyata kau? Kupikir siapa." Kata Lucas yang sepertinya masih mengumpulkan nyawanya.

"Apa maksudmu dengan siapa heh?! Kau ingin melecehkanku ya?! Dasar mesum!!" Kata Athanasia dengan wajah marah.

Dapat dilihat wajah Putri itu sedikit bersemu merah. Lucas yang melihat itu memasang senyum jahil ke arahnya.

'Apa? Bo-bocah brengsek itu sekarang mau apa?!' Pikir Athanasia yang melihat senyum Lucas.

Tiba-tiba Lucas menarik tangan Athanasia. Itu membuat sang Putri jatuh tepat diatas dada bidang Lucas. Walau hanya kepala dan dadanya saja yang bersentuhan ditubuh penyihir itu. Tanpa aba-aba Lucas langsung memeluknya erat, membuat Athanasia merasa sesak karena kepalanya ia benamkan didada bidang penyihir menyebalkan itu.

Dapat tercium harum wangi tubuhnya yang menyegarkan seperti mint. Athanasia tanpa sadar menghirupnya dalam-dalam dan tersenyum setelahnya.

"Ku kira kau tadi bantal bergambar kelinci yang empuk dan lembut." Kata Lucas sambil memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam aroma peach dari rambut Athanasia.

Athanasia mendongakkan kepalanya melihat wajah Lucas dengan dagu yang bertumpu pada dada bidangnya.

"Apa? Apa kau bilang?" Kata Athanasia.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang