27. Jennete Menemui Claude.

3.3K 464 43
                                    

Abigail kini sedang berada di balkon kamarnya. Pandangannya menatap ke arah lampu festival yang gemerlap. Semakin malam suasana festival semakin meriah.

Tanpa ia sadari bahwa dibelakang tubuh Abigail ada Claude yang sedang bersender menatap dirinya dipintu balkon.

'Kenapa bagian punggungku terasa sangat perih ya?' Pikir Abigail yang merasa tidak nyaman.

Claude yang merasa Putranya belum menyadari kedatangannya, ia berdehem keras ke arah Abigail.

"Sedang apa kau disini?" Kata Claude yang membuat tubuh Abigail tersentak.

'Claude?! Sejak kapan orang itu berada disitu?!' Pikir Abigail membalikan tubuhnya dan menatap kaget.

'Aku sejak dulu selalu berpikir Claude itu keturuan Jin thomang. Karena dia yang suka tiba-tiba muncul dan mengagetkanku. Benar-benar deh orang itu!' Pikir Abigail mendengus.

Claude yang tidak mendapat respon apapun dari Abigail, melangkah ke depan menghampirinya.

Tangan Claude terulur kedepan mengusap kepala Abigail dan berakhir menarik rambut Abigail ke arah belakang. Membuat Abigail harus mendongak untuk mengurangi rasa sakitnya.

'Apa yang dia lakukan?! Dia sedang menjambak rambutku?!' Pikir Abigail meringis menahan sakitnya.

"A-ayah. Apa yang Ayah lakukan? Lepas! Ini sakit. Akh." Kata Abigail berusaha melepas tangan Claude.

Tapi Claude tidak menghiraukan dan menariknya semakin kencang.

"Tadi siang kemana saja kau?! Kenapa aku tidak melihat dirimu di Istanamu?!" Kata Claude sambil mendorong tubuh Abigail ke arah pembatas balkon. Dan itu sukses membuat punggung Abigail sakit karena terhimpit pembatas besi itu.

'Bu-bukannya Lios sudah membuat boneka sebelum pergi? Lalu kenapa bisa Claude menyadarinya? Apa Lios lupa?' Pikir Abigail meringis menahan sakit.

Lalu Abigail menengok dan melihat bawah, seketika bulu kuduknya meremang.

'Sial! Bagaimana kalau Claude melemparku dari atas balkon?!' Pikir Abigail dengan wajah pucat pasi.

"Jawab aku Abigail!! Kemana saja kamu?!!" Teriak Claude tepat berada didepan wajah Abigail.

"A-ayah maafkan a-aku. Kumohon lepaskan. Ini sungguh sakit." Kata Abigail memohon sambil berusaha melepas tangan Claude yang menarik rambut belakangnya.

"A-aku tidak kemana-mana."

"Bohong!!" Teriak Claude.

Claude semakin kuat menarik rambutnya dan menghimpit tubuh Abigail ke pembatas besi itu. Dan Abigail semakin meringis kesakitan. Sampai membuat liquid bening tanpa sadar mengalir dari salah satu matanya.

'Kepalaku sakit. Punggungku juga sakit, rasanya seperti mau patah. Orang ini benar-benar ingin menyiksaku ya?' Pikir Abigail dengan air mata yang semakin mengalir.

"Ayah hiks." Kata Abigail dengan matanya yang sudah memerah akibat menahan rasa nyeri dan pening dikepalanya.

Claude akhirnya melepaskan tangannya yang berada dibelakang kepala Abigail. Dan seketika itu juga rasa bersalah langsung merambat masuk menghampiri dirinya.

Claude ingin menyentuh kepala Abigail guna memberikan sihir penyembuh. Tapi Abigail langsung menepis kasar tangan Claude. Dan ia berlari masuk ke dalam kamarnya menuju tempat tidurnya.

Abigail menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh bahkan sampai keatas bagian kepalanya.

Dan Claude menghampiri putranya itu yang sepertinya sedang ketakutan atas tindakannya barusan.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang