46. Sedikit Bersalah?

2K 277 21
                                    

Hai aku Up nih..

Lama gak Up. Kira-kira seminggu ada gak ya?

Hehehe maaf🙇

Langsung aja baca ceritanya..!!

Selamat Membaca..!!

--------------------------------------------------------------------------

Didalam sebuah hutan yang jauh dan juga terasa lembab karena sinar matahari tidak berhasil menembus dedaunan yang rimbun. Berdirilah sebuah Villa terbengkalai ditengah hutan yang jauh dari kata kehidupan manusia.

Sebuah Villa yang dikelilingi oleh pohon-pohon berbatang besar dan berdaun lebat. Tanaman rambat liar tumbuh seolah ingin melilit habis tembok bangunan Villa tersebut. Tidak ada sinar matahari yang masuk, membuat suasana Villa terasa mencekam dan dingin.

Tapi dibalik itu semua terdapat pemandangan indah dibalik bangunan Villa yang tampak angker itu. Terbukti dari sebuah suara gemericik air yang mengalir. Dan ternyata itu adalah sebuah air terjun kecil diantara bebatuan besar yang dilumuri lumut. Serta tercipta sebuah aliran sungai yang memiliki air jernih dan segar. Bebatuan yang tersusun ditengah sungai seolah jembatan pun ikut berjejer rapi.

Serta tak lupa beberapa tumbuhan rumput liar dan akar-akar gantung sebagai penghias sungai dengan air terjun kecil itu. Kunang-kunang pun ikut bersemayam disana dan memancarkan sinarnya ketika malam tiba.

Disebuah Villa yang tampak tak berpenghuni itu jika dilihat dari luar. Ternyata ditinggali oleh satu makhluk berjenis manusia didalam. Dia seorang laki-laki yang memiliki surai pirang blonde dan bermata biru permata. Dengan kedua tangannya yang membusuk sampai batas siku.

Hingga menampakkan tulang-tulang jari dan tulang hasta. Dan beberapa daging tangannya yang sudah membusuk tertutupi nanah dan sebagian dimakan oleh belatung-belatung kecil yang tampak disekitarnya.

Dia Anastasius yang berhasil kabur dari cengkraman sang Penyihir menara hitam legendaris yaitu Lucas. Luka-luka yang dia dapat pun akibat pergulatan sengit antara dirinya-- ralat Aerternitas dengan Sang penyihir menara Lucas.

Akibat kebodohan Aerternitas, dirinya lah yang menjadi sasaran empuk oleh Lucas. Hingga menciptakan luka-luka yang sangat menjijikan ini. Untuk menyembuhkan luka-lukanya pun butuh waktu yang lama. Apalagi kini dirinya sudah tidak memiliki sihir hitam lagi yang artinya kekuatan sihir Anastasius sedang lemah. Dan ia memilih menyembuhkan luka-luka itu dengan obat-obatan herbal yang ia temukan disekitaran Villa.

Anastasius kini terbaring lemah disebuah kursi kayu panjang dekat jendela yang menampakkan pemandangan gelap gulita hutan itu sendiri. Pikirannya berkelana mengingat dirinya saat memberi sihir kutukan melalui Putrinya untuk Claude. Entah itu berhasil atau tidak, Anastasius tidak peduli.

Tapi setelah mendengar sebuah pesan bahwa Claude sekarat dari seekor burung gagak peliharaan Aerternitas dulu. Ia sedikit merasa lega bahwa rencananya untuk memberi kutukan pada Claude berhasil. Tapi dilain sisi ia terbayang wajah Abigail yang tampak sedih dan murung. Membuat Anastasius terbesit rasa bersalah setelah melakukan itu.

Andai Aerternitas tidak menyerang Lucas secara gegabah, mungkin dirinya tidak akan terbaring lemah seperti ini. Andai dirinya tidak terluka mungkin Anastasius sudah mengambil Abigail dan membawanya pergi dari kehidupan Istana dan hidup bahagia bersamanya. Namun semua itu hanya perandaian yang sulit terwujud kala dirinya sedang dalam kondisi lemah dan hampir sekarat seperti ini.

Ia menghela napasnya panjang merasa prihatin dengan kondisinya yang sekarang. Hidup sendirian, penuh luka dan tanpa orang-orang yang mempedulikannya. Seakan-akan dirinya sedang menerima hukuman atas perbuatannya dulu. Dan membuat anak dari wanita yang dia cintai merasa sedih akibat ulahnya.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang