52. Krisis.

2K 239 33
                                    

Selamat malam Hai aku Up😁

Ini langsung aku Publis tanpa dikoreksi lagi. Jadi kalau ada salah kata atau typo 'tandai'. Hehehe😁😆

Langsung aja baca..!

Selamat Membaca..!

--------------------------------------------------------------------

Beberapa hari pun berlalu. Kini tampaklah seorang gadis dengan surai cokelatnya sedang membenamkan wajahnya diantara lutut. Tubuhnya terlihat bergetar dan kalau kita sedikit memfokuskan pendengaran kita. Kalian dapat mendengar seperti suara isak tangis dari gadis itu.

Setelah kejadian beberapa hari lalu. Dimana ketika Jennete bertemu Athanasia, selepas hari itu Jennete terus mengurung dirinya didalam kamar. Bahkan kini ia tampak terlihat sedikit kurus dan suram.

Mata sembab dan rambut yang terlihat awut-awutan. Wajah tirus yang nampak tidak bercahaya dan menunjukan semangat hidup. Bahkan Jennete jarang makan. Dirinya mau makan itupun karena paksaan dan bujuk rayu dari para pelayan yang memang bertugas diIstana Shapire.

Dirinya tidak menyangka setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut Athanasia. Jennete benar-benar merasa sesak jika mengingat waktu itu. Bukan Athanasia mengejek, menghina atau merendahkan dirinya. Tapi Athanasia menganggap bahwa kehadiran dirinya didalam istana hanyalah tabu atau fiktif belaka.

Sakit jika mengingat perkataan itu. Dimana Athanasia tidak bisa menerima dirinya sebagai saudari ataupun membencinya sebagai musuh. Athanasia benar-benar seperti menciptakan sebuah perisai atau kubah hanya untuk melindungi perasaan dirinya dan juga orang lain.

"Maaf Jennete... aku tidak tahu."

"Aku tidak bisa menjadi seperti saudari yang kau inginkan. Bagiku kau hanyalah seorang Jennete Magrhita yang kukenal sebagai temanku dan... tidak lebih."

Itulah kata-kata Athanasia sebelum dirinya beranjak pergi untuk melanjutkan kembali pekerjaannya yang tertunda.

Tapi disini Jennete bersyukur karena Athanasia tidak membenci atau bahkan mengusir dirinya. Karena itu Jennete seperti memiliki kesempatan kedua untuk mencoba kembali untuk mendekati mereka. Menarik perhatian mereka dan pada akhirnya mau menerima kehadirannya sebagai sosok keluarga.

"Tuan putri hiks. Kenapa sangat sakit sekali ketika menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan kita? Hiks hiks hiks." Jennete semakin erat memeluk lekukan lututnya sendiri.

Menangis tersedu-sedu, menumpahkan segala perasaan sesak yang bahkan hampir membuatnya mati secara perlahan.

***

Hari ini langit terlihat cerah. Sekumpulan awan putih berjalan pelan tapi tidak saling menubruk. Bayangan indah dari sekumpulan burung yang sedang berterbangan melintasi awan tampak terlihat jelas.

Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang indah untuk memulai aktifitas hidup. Tapi tidak untuk kondisi kehidupan disebuah kerajaan di Obelia. Tiba-tiba saja sebagian dari penduduk Obelia mengalami keracunan dan penyakit aneh yang diderita oleh setiap penduduk. Terkhusus untuk penduduk didaerah timur.

Dan kabar itu langsung menyebar pesat seantero kerajaan. Bahkan mungkin beberapa kerajaan tetangga mendengar kabar itu. Tidak hanya soal penyakit dan keracunan massal. Tapi juga terjadi kegagalan panen dan tanah yang tiba-tiba menjadi tandus dan gersang seperti tanah mati.

Bahkan Obelia tidak sedang mengalami kemarau berkepanjangan. Walaupun iya mengalami tapi tidak akan separah ini. Ini bahkan benar-benar kacau dan terlihat sangat aneh. Mungkin dari beberapa orang akan mengira seluruh daratan Obelia mengalami krisis itu.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang