61. Menemukan Titik Terang.

1.2K 132 14
                                    

Hai aku up😁

Lama gak jumpa ygy:v 😆

Masih ada yang nungguin nih cerita kagak ya?

Hehehe intinya makasih buat yang masih setia menunggu😘

Langsung aja baca..!

Selamat Membaca..!

-----------------------------------------------------------------------

Tidak menutup kemungkinan, setelah kepergian Castalneo dari Obelia semuanya akan baik-baik saja. Semua masalah yang terjadi di Obelia yang sudah seperti kutukan, tak mampu membuat kehidupan seluruh penghuni daratan merasa lega.

Justru sebaliknya. Alarm tanda bahaya akan masalah sihir hitam yang telah menyebar, sudah seperti mimpi buruk bagi masyarakat Obelia atau bahkan seluruh penjuru daratan benua. Karena tidak menutup kemungkinan jika sihir hitam itu tidak hanya menyelimuti daratan Obelia tapi bahkan kerajaan-kerajaan lainnya.

Abigail terlihat geram dengan laporan yang dia dengar dari salah satu penyihir kerajaan dan beberapa bangsawan yang ikut menangani semua masalah diwilayah yang mereka pimpin.

Selepas sarapan pagi tadi yang dilakukan seperti biasanya bersama Ayah dan juga Athanasia. Dirinya langsung menghadiri rapat bersama Sang Ayah yang tengah membahas masalah baru yang terjadi didaerah Timur.

Pembahasan rapat kali ini tidak jauh-jauh dari laporan perkembangan wilayah Timur sesudah dilakukannya pemasangan barier sihir. Ternyata efek yang ditimbulkan tidak main-main. Selain hanya untuk menahan, barier sihir itu juga dapat menghentikan penyebarannya bahkan nyaris hilang.

Kalau sudah seperti ini, tahap berikutnya ialah menghancurkan kutukan sihir hitam yang telah ditanam oleh Carax.

Tapi yang sekarang menjadi masalahnya ialah, Abigail tidak tahu cara menghancurkan kutukan itu. Bahkan Lucas dan Lios yang dipercaya memiliki kemampuan sihir yang luar biasa, juga tidak bisa apa-apa. Mereka berdua sama-sama buntu sekarang.

Kini di sebuah ruangan kerja milik Abigail yang berada didalam Istana Aquamarine. Terlihat tiga pemuda tengah sibuk dengan urusan mereka sendiri. Suasana didalam ruangan pun terlihat sangat hening. Hanya deru napas dari ketiganya saja yang terdengar didalam ruangan itu.

"Ck.. argghh..!" Erangan frustasi tampak terdengar dari salah satu diantara ketiganya.

Tak lama kemudian ruangan yang sebelumnya nampak hening, kini dibuat ricuh oleh salah satu pemuda yang tengah melempar tumpukan kertas kesembarang arah.

"Ada apa dengan dirimu Lucas?" Abigail menatap aneh kearah sosok hitam bermata ruby yang telah membuat kegaduhan didalam ruang kerja miliknya.

"Si bodoh itu, tidak becus dalam bekerja!" Lucas benar-benar terlihat kesal dengan anak buahnya yang ia perintahkan untuk memberi laporan disetiap daerah yang terdampak sihir hitam kutukan.

Namun lihatlah, laporan yang dia berikan padanya selalu berubah-ubah. Benar-benar tidak konsisten. Kalau seperti ini, Lucas meragukan ke akuratannya.

Abigail mengernyit bingung. "Kenapa begitu? Bukankah mereka adalah para penyihir yang dalam naungan Kakek Evans?"

"Kau tidak tahu saja! Walau pun mereka di didik oleh orang hebat pun, kalau pada dasarnya pemalas yah susah."

"Sudah tahu bodoh, kenapa kau mempekerjakan mereka?" Celetuk Lios.

Pemuda itu dari tadi sibuk memeriksa setiap data dari masing-masing keperluan yang dibutuhkan oleh para warga yang tinggal di wilayah timur. Beberapa bantuan dari Istana masih di usahakan untuk mencukupi kebutuhan rakyat selama krisis terjadi.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang